Bermain Tanpa Menyakiti: Belajar Antibullying di TK Muslimat NU 3 Pakis Malang
Saat menyampaikan sosialiasi pada murid TK NU 3 Pakis Malang
Malang, Rulis: Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) gelombang 1 kelompok 3 melakukan sosialisasi tentang antibullying kepada adik-adik TK muslimat NU 3 Pakis Kab. Malang, Pebruari 2025 lalu.
Kegiatan sosisalisasi yang dikoordinir salah seorang mahasiswa peserta PMM, Nabila Auralia, beranggotakan Yenni andiani, Clarissa Cahyaning , Zahra Dita Alfina Alifianti dan Farisah Naylie Adlin serta bawah bimbingan dosen UMM, Frendy Aru Fantiro, M.Pd.
Kegiatan PMM ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Berupa sosialisasi sejak dini tentang anti bullying pada adik-adik tingkat Kanak-kanak (TK).
Koordinator sosialisasi, Nabila Auralia menyatakan, sosialisasi ini untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan, empati, dan rasa hormat terhadap sesama sejak usia dini.
”Dengan memahami pentingnya bersikap baik dan tidak menyakiti teman, adik-adik dapat belajar bagaimana berinteraksi secara positif serta menghindari perilaku yang dapat menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun emosional,” ujarnya.
”Sosialisasi ini juga bertujuan untuk membangun keberanian adik-adik dalam berbicara jika mereka mengalami atau melihat tindakan bullying,” pungkas Nabila.
Dalam kesempatan tersebut, sosialisasi yang disampaikan para mahasiswa PMM – UMM angtara lain memaparkan video animasi tentang antibullying.
Nabila menyebut dalam sosialisasi tentang antibullying, mengatakan bahwa adik-adik sangat antusias menonton video animasi tersebut.
“Mereka kebanyakan duduk dengan mata memperhatikan video animasi tersebut,” kata Nabila.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala sekolah TK Muslimat NU 3 Pakis Kab. Malang Sugiarti yang menyambut baik kegiatan ini dan memberikan apresiasi atas kontribusi mahasiswa PMM UMM, dalam upaya mengedukasi tentang antibullying yang mudah dipahami oleh adik-adik.
”Dengan sosialisasi ini, anak-anak dapat belajar untuk berkata dengan sopan, berbagi dengan teman, serta menyelesaikan perbedaan pendapat tanpa menyakiti satu sama lain,” kesan Sugiarti.
Selain itu, mereka juga diajarkan untuk mengenali tindakan bullying dan memahami bahwa mengejek, mendorong, atau mengucilkan teman adalah perbuatan yang tidak baik.
”Dengan pemahaman ini, adik-adik dapat menerapkannya dalam keseharian mereka, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan bermain, sehingga tercipta suasana yang aman dan nyaman,” pungkasnya.
Penulis: Zahra Dita Alfina
Editor : Rulis