Kumpulan Puisi Kang Thohir Tentang Petani


Harus Diimbangi

Petani di Brebes antara asa dan rasa
Masalah harga dan usaha
Tak bisa dipungkiri
Semua adalah ingin bisa sejahtera
Kalau soal murah, para petani hilang asa dan kecewa
Semua itu harus diimbangi

Brebes, 04 Oktober 2024

 

Esok Tanam Bawang Merah

Esok pagi aku mulai tanam bawang merah
Berangkat pagi menjadi saksi
Untuk menjadi langkah yang berkah
Petani pun harus beraksi
Mencari sesuap nasi
Biar menjadi sukses dan rezeki yang berlimpah
Aamiin
Semoga terpenuhi

Brebes, 04 Oktober 2024

 


Selesai Manja Bawang Merah

Alhamdulillah sudah selesai manja tanam bawang merah
Ya, meski penuh drama
Soal kekurangan bawang manjanya
Akhirnya di sana mrotol bawang lagi
Dan akhirnya rampung
Meski ada yang kurang
Tapi tetap harus disyukuri dan berjuang
Hingga sampai menang

Brebes, 05 Oktober 2024

 


Soal Harga

Petani ada yang protes soal harga
Sehingga petani ada yang memilih kotak kosong
Karena masalah harga murah
Hingga pemilihan soal calon bupati
Menjadi teka-teki
Yang penting tah amanah
Dan bupati pun harus tahu keluhan masyarakat Brebes seperti apa
Karena umumnya wong Brebes adalah petani bawang merah
Harus mengerti dan menjadi Brebes yang sejahtera
Dari zona kemiskinan
Itulah yang diharapkan

Brebes, 05 Oktober 2024

 


Petani Wong Kupu

Petani wong Kupu sudah umum
Mahir dalam segi menanam
Di antara menanam bawang merah dan padi
Itu tergantung musim
Terkecuali musim kemarau
Karena membuat para petani menjadi galau

Brebes, 05 Oktober 2024

 

Ngujalin Bawang Merah

Ngujalin bawang merah sampai motornya hilang kendali
Gasnya muter sendiri
Dan berjalan sendiri
Entah, motornya sudah tua atau eror
Padahal habis dibenerin ke bengkel kemarin
Akhirnya aku minjem motor yang lain
Buat ngujalin bawang merah
Dan aku pun kembali jalan kaki
Tapi alhamdulillah ketemu wa kaji
Aku pun ikut mbonceng motornya
Sungguh baik sekali
Akhirnya aku pun sampai di sawah

Brebes, 06 Oktober 2024

 


Perairan Sawah

Perairan sawah sudah meningkat
Hingga bebas hambat
Aku pun kian semangat
Tuk menyirami bawang merah
Dan semoga bisa berkah melimpah
Aku pun semakin teteg 'tuk melangkah
Alhamdulillah

Brebes, 06 Oktober 2024

 

Perkara Bawang Merah

Perkara bawang merah
Menjadi hubungan keluarga menjadi pecah
Karena ego dan tak mau mengalah
Hingga yang terjadi kekecewaan dan marah
Mungkin ada kata yang menyakitinya
Hingga saling adu mulut dan benci
Itulah soal harta hinggap rasa memiliki
Tak ada kesadaran hati
Bahwa harta dan tahta tak dibawa mati
Sungguh manusia hilang nurani
Hanya merasuki rasa dengki

Brebes, 06 Oktober 2024

 

Nutugena Manja Bawang Merah

Nutugena manja bawang merah
Hingga menjadi melimpah
Meski tadi kebanyakan membawanya
Hingga pulang sedikit dimarahi orang tua
Padahal sudah bilang setengah ember saja
Mungkin ia lupa
Aku pun memakluminya karena sudah senja
Tapi terkadang aku masih marah
Aku pun berbenah dan muhasabah
Ya sudahlah
Aku fokus merawat bawang saja
Tak usah ambil pusing dan payah
Tetap semangat 'tuk melangkah
Melangkah!

Brebes, 06 Oktober 2024

 

Dua Bulan Merawat Bawang Merah

Dua bulan merawat bawang merah
Itu sudah lumrah
Terkadang hanya 56 hari saja sudah dipanen
Ya, mungkin karena soal hama
Sehingga harus dibedol cepat
Keburu terlambat
Dimakan ulat
Ya, terkadang ada yang langsung dijual atau ditebas
Atau dibawa pulang
Dan dijualnya setelah kering
Atau diaskipkan
Bahkan sampai disimpan
Hingga menjadi kawak untuk bibit
Begitulah seorang petani
Tak pernah lelah untuk terus bertahan dan terus mencari sesuap nasi
Dan makna diri
Itulah petani sejati

Brebes, 06 Oktober 2024

 


Pulang Menyirami Bawang Merah

Pulang dari menyirami bawang merah
Aku menatap orang-orang sedang berkumpul
Yang sedang beristirahat di pinggir rumah
Aku pun disambut dengan ditanyain,

"Ir, wes manja?" tanya salah satu orang dari kumpulan orang-orang itu.
"Sampun, tapi kas nyirami bawang," jawabku sambil berjalan menaiki motor Beat merah.

Akhirnya aku pun pulang lewat pasar Timbreng dan sambil jalan-jalan mengelilingi desa.
Itulah kegiatanku sehari-hari bertani dan menata asa.

Brebes, 07 Oktober 2024

 

Ketenangan Hati Di Sawah

Mencari ketenangan hati di sawah
Terkadang lebih indah
Terasa jiwa ini legah
Tak berpongah
Menanamkan hati dan jiwa yang sumringah
Pada embun dan dedaunan yang merekah
Oh, berkah

Brebes, 07 Oktober 2024

 


Kuli Petani

Menara bawang merah di pinggir jalan
Menapaki asa di antara gelisah dan resah
Bagaimana aku melangkah?
Hanya bisa menjadi kuli petani
Menerima bayaran lalu pergi
Setelah berkerja setengah hari
Namun setelah itu kadang tak ada lagi
Bagaimana aku mau mandiri
Jika aku terus-menerus kaya begini

Brebes, 07 Oktober 2024

 

Belum Mandiri Di Petani

Aku memang terlahir dari keluarga petani
Dan bangga seperti ini
Namun kadang aku ingin bercita-cita tinggi
Yang pada akhirnya aku masih begini
Tak bisa berkerja sendiri alias mandiri
Hingga aku masih nebeng hidup di orang tua
Aku pun malu pada mereka-mereka
Yang sudah mapan dan sukses
Sedangkan aku masih diomongin orang-orang
Kaya orang pengangguran tak punya uang
Aku pun ingin berproses
Seperti mereka-mereka

Brebes, 07 Oktober 2024

 

Petani Pribumi Pertiwi

Petani pribumi Pertiwi
Karena sudah menjadi pokok kehidupan
Tuk mencari arti sandang pangan
Dengan menjadi seorang petani
Dengan gigih dan terlatih
Menjadi petani sejati
Dari segala panas dan perih
Itu sudah makanan sehari-hari
Petani tangguh terus berbenih
Hingga tumbuh menjadi cinta yang sejati

Brebes, 07 Oktober 2024

 


Berangkat Sawah Bada Subuh

Umumnya orang petani berangkat sawah setelah bada subuh
Dengan semangat penuh
Menatap asa meskipun kadang jauh
Namun usaha bukti cinta sungguh
Menapaki jalan asa membumbung tinggi
Pahit getir dan kesel telah dijalani seorang petani

Brebes, 08 Oktober 2024

 

Muak Aku Menyapa

Ada banyak rasa kesel dan capek
Di zaman penuh aneh dan unek-unek
Sehingga para petani menjadi paila
Cerita tak sesuai realita kehidupan nyata
Akan menjadi dunia maya
Hingga kedatangan mereka penjahat durjana merajalela
Sungguh muak aku menyapa

Brebes, 08 Oktober 2024

 

.
Petani Juga Rekasa

Menjadi petani juga rekasa
Apapun putar otak dan tenaga
Hidup di bawah terik matahari
Harus kuat 'tuk menjalani
Itulah yang aku alami
Menjadi seorang petani
Tak kenal duri
Hanya asa dan cinta yang menemani
Di balik pahitnya kehidupan ini

Brebes, 08 Oktober 2024

 

Petani Adalah Soal Hati

Ada banyak cerita tentang petani
Bahwa menjadi petani adalah soal hati
Tak ada kata malu soal profesi
Ada hakikat akan menghampiri
Pada alunan irama melodi
Indah di akhir hasilnya
Menatap semua jerih payahnya
Akan berbuah melimpah
Hidup menjadi berkah
Semakin giat 'tuk melangkah
Alhamdulillah

Brebes, 08 Oktober 2024

 

Petani Hidup Mandiri

Petani hidup mandiri
Bahwa pahit itu akan menghampiri
Tak usah kau fikiri
Realita kehidupan ini
Akan berat bila dibayang-bayangi
Mari sudahi dengan cinta sepenuh hati
Dengan rasa tulus dan murni
Akan ada masa yang menyinari
Cerah di bawah lentera hati
Menjadikan jiwa seorang pahlawan
Yaitu pahlawan sandang pangan
Teguh, kuat, pantang mundur, maju jalan, siap hadapi tantangan
Itulah kstaria seorang petani sejati
Punya nyali dan tahan uji

Brebes, 08 Oktober 2024


****

 

Muhammad Thohir/Tahir (Mas Tair) yang dikenal dengan nama pena Kang Thohir, kelahiran Brebes, Jawa Tengah. Dari dusun/desa Kupu, kecamatan Wanasari. Dari anak seorang petani dan tinggal dari kehidupan sehari-hari bertani, berkebun, menanam bawang merah, padi, kacang, pare, cabai dan sayur-sayuran di ladang sawahnya.

Kini, aku sedang menggeluti dunia tulis menulis atau literasi, khususnya sastra Indonesia. Suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD dan sampai masuk ke Pondok Pesantren. Aku masih tetap aktif menulis dan semakin semangat 'tuk menulis baik puisi maupun cerpen dan lain sebagainya yang aku tulis. Selain menulis aku juga suka membaca buku agar bisa bermanfaat untuk menambah wawasan (pengetahuan).

 

 

Pilihan

Tulisan terkait

Utama 5582109394316521776

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Daftar Isi

Loading....

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >

Pesan Buku

Pesan Buku

 Serpihan Puisi “Sampai Ambang Senja” merupakan buku kumpulan puisi Lilik Rosida Irmawati, penerbit Rumah Literasi Sumenep (2024).  Buku ini berjumlah 96 halaman, dengan pengantar Hidayat Raharja serta dilengkapi testimoni sejumlah penyair Indonesia.  Yang berminat, silakan kontak HP/WA 087805533567, 087860250200, dengan harga cuma Rp. 50.000,- , tentu bila kirim via paket selain ongkir.

Relaksasi


 

Jadwal Sholat

item
close