Belajar di Ruang Terbuka: Sebuah Pemikiran Menuju Terbentuknya Sekolah Alam
Salah satu kegiatan pembelajaran di alam terbuka SMAN 1 Omben Sampang |
Alam menyediakan seluruh isinya untuk manusia dan manusia harus mampu mengelolanya dengan baik sehingga bisa terjadi hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Maka memanfaatkan alam sebagai sumber belajar merupakan salah satu cara untuk mendekati hubungan antara manusia dengan alam.
Program belajar di ruang terbuka merupaan salah satu program unggulan SMA negeri 1 Omben untuk mengarah kepada sekolah alam. Ini dilakukan untuk memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah dengan aneka tumbuhan dan hutan lokal dengan berbagai organismenya terutama serangga dan burung serta pola pemukiman masyarakat berbentuk pemukikman tradisional sebagai ciri khasnya. Kondisi semacam ini amat baik untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
Siswa -siswi SMA Negeri 1 Omben merupakan siswa yang memiliki kecerdasan alamiah dan lebih betah berada di luar ruangan. Sifat alamiah yang memungkinkan untuk dikembangkan kemampuannya dengan belajar di ruang terbuka.
Ada beberapa pilihan konsep yang disepakati bersama untuk pembelajaran di luar kelas, antara lain: Ekosistem sebagai pilihan materi yang pertama. Pada pelaksanaanya seluruh siswa berkumpul di lapangan terbuka menerima penjelasan dari tim pelaksana. Ice breaking untuk mencairkan suasana. Baru kemudian dibagi dalam kelompok IPA dan IPS. Kelompok IPA diberi pengarahan oleh tim pendamping. Juga Kelompom IPS diberi pengarahan oleh Tim Pendamping.
Kelompok IPA dan Kelompom IPA dibagi lagi dalam beberap tim yang lebihb kecil setipa kelompok maksimal 5 orang anggota. Setiap kelompok menerima LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) untuk diisi dengan mencari data di lingkungan sekolah dan kemudian mendiskusikannya dengan anggota kelompk yang lain. Setiap kelompok ditemani oleh guru pendamping yang sudah ditentukan.
Peran guru pendamping sangat penting karena menemani siswa dalam melakukan pengumpulan data, diskusi dan mengarahkan diskusi siswa sehingga bisa mengolah data yang diperoleh.
Dalam LKPD siswa melakukan pengumpulan data berhubungan dengan Biologi, Geografi, Fisika, Kimia, dan Matematika. Setiap guru mendapat tugas untuk melakukan pendampingan.
Setiap kelompok menuju ke lokasi sumber belajar dan mulai mengisi data yang diperlukan dalam LKPD. Data mengenai komponen biotik, abiotik, organik dan anorganik, aneka jenis flora dan fauna yang di ditemukan di lokasi pengamatan. Komponen tersebut kemudian diidendtifikasi jenisnya dan fungsi serta manfaatnya bagi manusia. Siswa berdiskusi mencari hubngan antar komponen dalam ekosistem.
Di akhir kegiatan siswa membuat laporan hasil kegiatan dan melakukan refleksi. Dari refleksi yang dilakukan iswa umumnya mereka senang belajar di luar kelas karena lebih santai, dekat dengan alam, dan mengasyikkan. Jenuh melakukan ice breaking bersama.
Sementara guru-guru pendamping melakukan refleksi kegiatan yang dilakukan hari itu, di antaranya: pertama, perlu dilakukan penyatuan pembelajaran antara IPA dan IPS sehingga tidak membingungkan siswa. Karena pada LPKD yang dibuat masing-masing mata pelajaran ada beberapa pertanyaan yang sama. Kedua, Waktu pelaksanaan lama waktunya tidak ditentukan lebih awal.
Artinya bisa saja kegiatan tersebut selesai pukul 10.00 pagi maka tidak harus dipaksakan berada di luar terus menerus. Namun bisa dilanjutkan di kelas mendiskusikan data yang diperoleh. Ketiga, ice breaking sebaiknya dilakukan pada awal kegiatan karena kalu siang hari akan membuat siswa kecapaian.
Pengalaman ini merupakan modal awal bagi guru-guru di SMA Negeri 1 Omben untuk menyusun dan merencanakan tentang pelaksanaan sekolah alam atau sekolah berbasis lingkungan sehingga sampai pada suatu titik kesadaran belajar tidak harus di dalam ruangan. Kelas tidak harus dibatasi dinding ruangan tetapi bisa luas dan terbuka sepeeti di alam bebas.
Namun yang paling penting guru harus mempunyai semangat untuk selalu belajar dan selalu berubah sehingga bisa mendampingi siswa sesuai dengan kebutuhannya. Karena hanya dengan belajar guru dan siswa bisa berkembang wawasan dan pengetahuannya. Hanya dengan belajar bisa merasakan sebagai manusia yang dipenuhi kekurangan.
Belajar di alam akan mengembalikan kesadaran kita bahwa alam semesta disediakan bagi umat manusia untuk dipelajari dan dikelola. Bahwa berada di alam raya, manusia hanya sebutir zarrah yang tidak ada artinya apa-apa. Zat yang tidak memiliki kekuatan, dan tak memiliki kekuaatan dan keuasaan. Pada titik paling rendah manusia tidak ada apa-apanya. Makanya di alam kita belajar kepada setiap makhluk yang ada.
Suatu waktu kita belajar di tempat terbuka di pabrik tahu untuk belajar berbagai proses kimia, biologi, fisika, ekonomi, sosial, budaya dan berbagai pola distribusi dan pemasaran yang kemungkinan bebeda dengan berbagai teori yang ada di dalam buku.
Kita bisa mengajak siswa ke tempat pemotongan kayu (somel) untuk mengetahui seberapa banyak kayu diptotong di tempat somel, sehingga secara matematis siswa bisa menghitung berapa meter kubik pohon ditebang dalam satu bulan dan siswa memprediksi dampaknya terhadap lingkungan. Ah terlalu jauh saya mengelanakan pikiran.
Terima kasih bapak dan ibu semuanya. Terima kasih anak-anakku yang hebat. Ayo bersama kita bangun peradaban pendidikan yang manusiawi dan bermartabat.
Sampang, 24 Oktober 2024 (Hidayat Raharja)
*****
Sumber FB Hidayat Raharja