Membaca Sajak


Oleh Abdul Hadi WM


Membaca sajak adalah usaha menampilkan kembali apa yang terkandung dalam sajak melalui vokal, gerak dan mimik. Seorang pembaca harus mampu menafsirkan kata-kata yang terdapat dalam sajak sedemikian rupa, dan mampu pula menggunakan unsur-unsur dalam tubuhnya mulai dari suara sampai gerak.

Mungkin sebuah sajak tidak segera tertangkap maknanya apabila kita hanya sekali saja membacanya. Oleh karena itu kita harus membacanya berulang-ulang, mencoba mereka-rekanya yang terdapat di dalamnya, menghubungkan makna kata yang satu dengan kata yang lainnya. Ia harus meresapi apa sebenarnya yang ingin disampaikan penyair, apa yang dirasakan dan dipikirkan olehnya.

Kata-kata dalam sajak bukan sekedar kata-kata dalam artian yang biasa. Ia memiliki arti yang lebih luas dari kata-kata dalam bahasa biasa.

Di dalam sajak terdapat simbol, imaji, dan irama. Burung, laut, mawar, angina, darah, nanah, luka, sungai, pohon, meja, jendela, rumah, dan sebagainya dalam sajak sering lebih dari sekedar kata yang menunjuk arti tertentu seperti terdapat dalam percakapan sehari-hari. Kata-kata itu mungkin sebuah simbol atau imaji yang menunjuk kepada arti yang lebih luas atau meiliki asosiaso dengan suasana atau keadaan tertentu. Jadi kata-kata “laut” umpamanya, bukan sekedar laut seperti yang kita lihat, tapi penyair ingin mengatakan tentang hidup atau kehidupan, karena keluasan dan kegarangan laut memiliki persamaan dengan keluasan dan kegarangan hidup ini.

Terhadap hal-hal di atas seorang pembaca harus memiliki kepekaan. Kita ambil contoh sajak Chairil Anwar yang berjudul “Isa” ini:

Itu Tubuh
mengucur darah
mengucur darah
rubuh
patah
mendampar Tanya: aku salah?
kulihat Tubuh mengucur darah
aku berkaca dalam darah
terbayang terang di mata masa
bertukar rupa ini segara
mangutup luka
aku bersuka
Itu Tubuh
mengucur darah
mengucur darah


Membaca sajak ini banyak tafsir yang bisa kita lakukan. Tubuh Isa yang disalip bisa saja dikatakan sebagai lambing yang dipilih pengair terhadap kemanusiaan. Jadi penderitaan kemanusiaan. Jaman kita sekarang ini memang penuh penderitaan. Manusia di mana-mana menderita oleh peperangan, kelaparan dan kesengsaraan.

Terhadap penderitaan manusia dan kemanusiaan ini penyair berkata dalam darah. Lihat Chairil Anwar membayangkan dirinya dan dunia sebagai “segara” (lautan) yang “mengatup luka”, yang menyembunyikan penderitaan yang maha perih, di balik kehidupan yang penuh kegembiraan atau foya-foya.

Ketika membaca sajak ini mungkin seorang pembaca akan menggunakan jari telunjuknya menuding kea rah sesuatu yang dia bayangkan nabi Isa disalib, ketika mengucapkan “Itu Tubuh …”. Tudingan untuk mentertai kata-kata “itu …” sebenarnya di sini tak begitu perlu. “Itu” dalam sajak ini tidak sama dengan “itu …” dalam percakapan sehari-hari. Juga apabila kita mulai mengucapkan barus “rubuh/ patah”, tanpa menjatuhkan tubuh pun pembaca yang pintar akan berhasil, karena kejatuhan dan kerubuhan di sini bukanlah kejatuhan dan kerubuhan fisik semata-mata. Melainkan juga kejatuhan nilai.

Dengan tekanan kata-kata yang kuat, tanpa kerak yang berlebih-lebihan, pembaca bisa mengucapkan kata-kata “mengucur darah” secara memikay dan tepat. Semua itu tergantung pada kemampuan menafsirkan dan menjelmakan dalam penampilan suara dan tubuh yang pas.

Demikian sekedar catatan kita.

Dari akun FB Jose Rizal Manua


Pilihan

Tulisan terkait

Utama 2572253758690393445

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Daftar Isi

Loading....

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >

Pesan Buku

Pesan Buku

 Serpihan Puisi “Sampai Ambang Senja” merupakan buku kumpulan puisi Lilik Rosida Irmawati, penerbit Rumah Literasi Sumenep (2024).  Buku ini berjumlah 96 halaman, dengan pengantar Hidayat Raharja serta dilengkapi testimoni sejumlah penyair Indonesia.  Yang berminat, silakan kontak HP/WA 087805533567, 087860250200, dengan harga cuma Rp. 50.000,- , tentu bila kirim via paket selain ongkir.

Relaksasi


 

Jadwal Sholat

item
close