Sajak-sajak M. Wildan, PPA Lubtara

M. Wildan, adalah pustakawan Pondok Pesantren An-nuqayah (PPA)  Lubtara, Pemangku sastra dan Teater MSA (Masyarakat Seni Annuqayah), berproses di Komunitas Laskar Pena Lubtara, Pimred Jurnal Pentas 2023-2024, dan bermukim di  PPA Lubangsa Utara.


Annuqayah

Laut dari segala laut
Dan mutiara dari segala mutiara
Yang pernah ada.

Semak belukar
Dan kandang sapi yang kumuh
Menjadi cikal bakal muasal
Berdirinya sebuah pesantren besar
Berpegang teguh ahlussunnah waljamaah.

Reguler, 2024




Do’a  Seorang Pendosa Pada Penciptanya

Aku berlindung
Dari rayuan musim
Yang senantiasa memihak takdir.

Aku berlindung
Dari daftar catatan hitam
Yang meramal lika-liku kehidupan.

Aku berlindung
Dari rayuan manja burung-burung camar
Yang hadirnya adalah simbol melangkolis
Tentang dunia kasmaran.

hasbunallah wani’mal waqil ni’mal maula wani’mannasir

Pamekasan, 2024



Tembang Santri

Deru kalimat berdentum khidmat
Merunduk dalam bahasa isyarat
Mata terpejam
Penuh kesaksian
Melumat wiridan
Di sela-sela permohonan.

Shalat tegak berbujur alif
Menatap lekat
Punggung kehormatan tanpa cagak
Suaranya terdengar lirih
Penuh elok penghayatan
Pada sang maha tunggal,
Tubuh dibungkukkan
Mengharap rahmat
Dan ampunan dari pemberi rahmat,
Kalimat salam dihaturkan
Dengan parau
Bersanding racau.

Tasbih berputar tanpa pamrih
Menerawang tamaram lampion
Seraya memahami alur
Pada rantai ranum
Akan jalan lurus menuju tuhan.

Lubangsa Utara, 2024




Bait Sajak untuk Ibu

Ibu...

Tulus nasihatmu
Menuju lembah tinggi kedamaian
Dekapanmu telah meredam amarahku
Tangisku melumpuh sendu
Kala ku ingat kata bijakmu
Dalam setiap langkah yang ku perbuat.

Baringmu,
Merupakan redup dari semangatku
Air matamu
Sebongkah sakitku yang abadi
Namun, kesadaran mulai terkumpul
Ketika suara khasmu
Merapalkan semangat
Dalam kerontang tubuhku.

Bu...
Aku rindu tutur bijakmu
Dengan segala bentakan kecil
Saat diriku salah
dalam hal bertingkah.

Bu...
Jangan larang aku menangis
Sebab aku tahu
Kau adalah jimat dari segala masa depanku
Dan kini kau merasakan sakit
Sedangkan diriku
Hanya termenung menatapku.

Terima kasih atas sabarmu yang hebat
Yang selalu mengalah
Demi membuatku
Tersenyum sumringah.

Ya Rab...
Sembuhkanlah
Sebagaimana kau menyembuhkan Nabi Ayyub
Dari kejamnya penyakit
Dan tabahkanlah atas semuanya,
Juga berikan kesehatan
Sebagaimana ibu merawatku
selagi aku masih dalam pangkuannya.


Pamekasan, 2024




Di Balik Purnama

Pada permulaan malam
Kuhitung segelintir bayangan
yang baru saja memberi kabar
Tentang rupa warna dibalik purnama
Mengayunkan segala resah
diantara kelopak mata
Dan ambang kerinduan yang ambigu.

Izinkan tangan ini menyatu
Ketika gelisah terbungkus kesunyian waktu
Dan retorika bergumam merdu
Mentakwil musim pancaroba
Di ujung daksina
Merangkul segala rasa.

Basecamp Sabda, 2024





Perjalanan Panjang
               : Diamond Generation

Setelah sekian lama terlelap
Akhirnya bangun adalah cara paling pas
Untuk merayakan segala dahaga
Yang pernah pergi
Bersama gontaian makna
Yang kita rajut bersama-sama.

Telah banyak cerita lara
Bahkan, kita pernah hampir kandas
Tapi, kita kembali dengan tenangnya merangkul resah
Hingga akhirnya,
Rasa gundah menjadi bahagia di ujung resah.

Surut demi surut
Dan tahun demi tahun
Banyak hal yang kita hadapi
Dengan beragam diksi dan metafora yang menyita waktu.

Kuatkan pegangan
Kencangkan tali persaudaraan
Ingat!
Sebentar lagi
Kita akan purna
Bersama semua cerita
Berakhir di pengabdian
Yang akan menunggu kita.

Lubangsa Utara, 2024
 

Pilihan