Cobaan dan Rasa Sayang


Cerpen: 
Zumrotus Sholihah

Sang Abhati mulai memancar, menombakkan cahaya di seluruh penjuru bumi Djauhari, bersama tetesan embun yang belum usai membasahi dedaunan yang tampak tenang. Sayup sayup terlihat seorang wanita sedang sibuk menyematkan jarum di jilbab coklatnya, selanjutnya dia beranjak mengambil beberapa buku pelajaran hari ini didalam lokernya.

“Zela ayo berangkat,” panggil Trisha dari luar kamar. Zelapun keluar dan memasang sepatu putihnya, Trisha memadang mata Zela yang bengkak seperti habis nangis semalaman.

“Sudah jangan terlalu larut dalam kesedihan, semangat ya, ada aku kok,” ujar Trisha menyemangati Zela.

Zela hanya tersenyum tipis kearah Trisha. Setelahnya mereka beriringan berangkat menuju sekolah pagi yang biasa disebut Dirosah Sobahiyah.

Suasana kelas begitu sepi, namun tidak dengan hati Zela, semua berita yang dia dengar dihari kemaren serasa berisik ditelinga dan fikirannya saat ini.

“Kenapa Zela? Biasanya berisik tuh,” ujar Bella, lagi-lagi Zela hanya tersenyum tipis tanpa berkeinginan untuk menjawabnya.

“Ih Zela gak asik ah, sepi tau kelas kalo kamu kek gini,” ucap Bella mulai kesal dengan perubahan Zela.

“Heh Bella! Dia lagi badmood, lagi ada masalah, jangan ganggu! Sana pergi dah,” tegur Trisha

“Apa sih orang aku mau ngehibur Zela, sewot banget,” jawab Bella tidak terima

“Kamu tuh bukan ngehibur malah bikin Zela makin Pusing tau gak,” ujar Trisha menyambar

“Apa sih kalian, udah ah jangan berantem, aku gak papa kok cuma pengen diem aja,” ucap Zela menengahi. Percakapan mereka terhenti dengan kedatangan ustadzah Ena di kelas mereka.

Pelajaran jam pertama yaitu Nusus, Ustadzah Ena mulai menuliskan bunyi nusus yang akan dibahas dipertemuan kali ini di papan. “As-Sobru Yu’inu ‘Ala Kulli Amalin” nusus itu terpampang di papan kelas. Ustadzah memberikan waktu kepada anak didiknya untuk menulis nusus yang ada didepan. Setelah semuanya selesai menulis, ustadzah mulai menjelaskan makna nusus di depan.

“Arti nusus didepan yaitu kesabaran akan menolong segala perbuatan. Ayo siapa yang bisa memberikan contoh suatu hal yang membuat kita harus bersabar?” Ucap ustadzah Ena

“Tertimpa musibah,” jawab Fita

“Gak kerasan dipondok,” jawab Eka

“Mendapat kabar buruk,” jawab Devi

Pikiran Zela mulai berkelana pada kejadian kabar buruk yang menimpanya dihari kemaren.

“Zela, ada telfon dari ibumu,” ujar safa ditengah-tengah kesibukan Zela melipat baju
“ibu? Tumben nelfon duluan,” gumam Zela seraya beranjak meninggalkan pekerjaannya dan menuju depan kamar ustadzah dimana handphone pondok berada. Tanpa piker Panjang lagi Zela langsung mengambil salah satu handphone dan mengetik beberapa nomor lalu____tersambung.

“Halo, Assalamualikum ibu, ada apa? Tumben nelfon?” Tanya Zela memulai pembicaraan

“Zela, ibu ingin memberitahukan sesuatu, tapi Zela jangan kaget, dan setelah mendengar kabar ini Zela gak boleh kefikiran, Zela harus tetap menjalani aktifitas Zela sehari-hari dipondok seperti biasa, ibu gak mau pelajaran Zela terganggu hanya karna ini,” ucap bu Santi (ibunya Zela)

“Ada apa bu?” Tanya Zela, hatinya mulai tidak tenang

“Ibu__ibu sama bapakmu cerai nak,”

(Doarr)

Tatapan Zela nanar, Kata-kata itu serasa terngiang ditelinga Zela, suasana hatinya mulai kelu. Dia tidak salah dengar kan? Cerai? Apakah kata itu mudah untuk diucapkan bagi sepasang suami istri yang sudah memiliki anak sebesar Zela? Kenapa? Bagaimana? Semua pertanyaan itu serasa ingin Zela lontarkan. Namun apalah daya, jangankan bertanya, untuk berdiripun saat ini Zela tidak sanggup. Air mata Zela menetes tanpa aba-aba, takdir buruk ini serasa menghantam dadanya.

“Zela..” panggil ibu santi dibalik telfon, Zela berusaha mengatur nafas dan suaranya agar tidak terdengar jika dirinya nangis

“I iya bu?”

“Zela jangan sedih ya, harus semangat belajar, kejar cita-cita Zela,kejar impian Zela. Tentang ini, biar tuhan saja yang mengatur,” ucap bu Santi

“Iya,” jawab Zela singkat, karna saat ini dia tak bisa berkata-kata banyak

“Ya sudah ibu hanya ingin memberitau Zela, karna mau bagaimanapun Zela harus tau, Assalamualikum,”

“Waalaikum salam” jawab Zela tidak bertenaga

Zela meletakkan handphone dan langsung beranjak menuju kamarnya dengan Langkah gontai. Semua serasa berkecamuk difikirannya. Bapak? Atau ibu? Memilih salah satunya bagaikan memilih antar hidup cacat atau mati saja. Adakah perayaan ulang tahun lagi setelah ini? Adakah foto bareng disaat lebaran setelah ini? Adakah makan semeja sambil bertukar cerita setelah ini? Entahlah, ini terlalu sulit untuk Zela cerna.

“Zela..” panggil ustadzah Ena yang berhasil membuyarkan lamunan Zela di kelas

“Eh, afwan ustadzah,” ucap Zela meminta maaf, yang dibalas dengan senyuman oleh ustadzah Ena

“Jadi intinya, jika kita punya masalah atau takdir buruk menimpa maka kita harus bersabar. Karna Allah sangat menyayangi hambanya yang bersabar. Apabila ada orang tertimpa musibah dan dia bersabar maka Allah akan mengangkat derajatnya. Karna, Allah tidak akan memberi cobaan pada hambanya diluar batas kemampuan hambanya, jika kita tertimba musibah atau cobaan, artinya Allah tau bahwa kita itu mampu untuk melaluinya, mengerti?” Jelas ustadzah Ena

“Mengertiiii,” jawab semuanya berbarengan

Sabar, ya itu adalah jalan satu-satunya. Sekarang Zela tau bahwa tuhan sedang mengujinya, jika Zela bersabar maka dia akan mendapatkan pahala seperti yang tuhan janjikan. Kalau mendapat cobaan, jangan langsung berfikir bahwa tuhan tidak adil, akan tetapi percayalah bahwa tuhan hanya ingin mengangkat derajatmu dengan cara itu, tuhan memberi cobaan artinya tuhan sayang.

Lee\AJMI



Pilihan

Tulisan terkait

Utama 6357875626054418441

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Daftar Isi

Loading....

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >

Pesan Buku

Pesan Buku

 Serpihan Puisi “Sampai Ambang Senja” merupakan buku kumpulan puisi Lilik Rosida Irmawati, penerbit Rumah Literasi Sumenep (2024).  Buku ini berjumlah 96 halaman, dengan pengantar Hidayat Raharja serta dilengkapi testimoni sejumlah penyair Indonesia.  Yang berminat, silakan kontak HP/WA 087805533567, 087860250200, dengan harga cuma Rp. 50.000,- , tentu bila kirim via paket selain ongkir.

Relaksasi


 

Jadwal Sholat

item
close