Sajak-Sajak Nurul Fitria, Jakarta
Menurut Nurul Fitria, menulis telah menjadi bagian dari diri bagi seorang pelajar. Gadis yang berasal dari Jakarta itu, sejak masih menduduki sekolah dasar, Fitri memiliki hobi membaca sehingga muncullah sebuah keinginan untuk menerbitkan sebuah karya agar nantinya bisa dibaca oleh banyak orang seperti halnya ia membaca karya orang lain.
Khususnya puisi, mencintai puisi telah menjadi bagian dari diri Fitri, bagi gadis kelahiran 4 November 2004 ini puisi merupakan karya yang mengandung estetika yang tinggi, karna dibalik kata yang singkat terkandung makna yang cukup mendalam baginya puisi adalah pesan terindah berbentuk sebuah tulisan.ia bermimpi untuk menjadi penulis best seller suatu saat nanti.
Fitri sering mengikuti lomba literasi, pembacaan puisi, berorasi, serta aktif mengikuti organisasi jurnalis muda di Universitas Al-Amien Prenduan. Fitri memiliki nama pena Nupi, panggilan ini merupakan hadiah dari orang-orang tercintanya. Fitri menempuh pendidikan dasar dan menengahnya di Surabaya, kemudian melanjutkan pendidikan SMA nya di salah satu pesantren yang terletak di Bangkalan, kemudian sekarang ia juga menjadi mahasiswi aktif di pesantren Al-Amien Prenduan, semester 3 dengan prodi Pendidikan Agama Islam.
*****
Tempat Pulang
Saat-saat terindah meski itu dahulu kala
Senantiasa hadir ditengah riuhnya perasaan
Berserakannya kenangan
Ku lari, menjauh dari hiruk pikuk kenangan
Menyayatku, melukai ku bertubi-tubi
Hingga akhirnya ku sampai pada titik akhir perjalanan ini
Pada akhirnya ku memilih untuk menyerah
Tiba-tiba, sapaan itu datang
Kembali hadirkan haru dan teduh yang ku rindu
Kemudian, kau hadir dengan sambutan pelukan hangatmu
Dekapmu yang selalu ku rindu
Sumpah Mati
Mengenalmu,
Tak pernah ku bayangkan menjadi hal yang paling ku syukuri suatu saat
Tak pernah terllintas akan mengenalmu
Sosok yang sebenarnya rapuh,
Namun bersembunyi dibalik senyum teduh dan Tangguh itu
Sorot, tatapan indah itu tak pernah hilang dari wajahmu
Semestaku,
Ku rasa seluruh jagatku hanya penuh tentangmu
Saat kau layangkan tatapan itu
Senyum itu,
Aku bahkan tidak tau caranya berhenti
Membayangkan itu.
Abadilah cintaku.
Tawamu, hanya itu semestaku
Merindu
Merindu itu racun
Aku menyadarinya
Sayangnya, aku terperangkap
Ku terjebak
Ku tersesat diantara rasa sesak
Yang selalu menggerogoti kewarasan
Kini yang tersisa hanyalah tulisan
Bertahan dengan sisa
Kewarasan yang ada…
Malam
Ku bercerita pada langit malam
Yang disaksikan oleh ‘si cantik’ purnama
Dan ditemani beribu gemintang
Angin malam turut serta menyampaikan rasa pada malam yang tenang
Meski tanpa hadirmu, disisiku
Ku ceritakan tentang rasa yang tak pernah padam
Meski hari silih berganti
Orang-orang hilir mudik. Datang dan pergi
Tapi, lihatlah
Tetap kau pemilik hati
Malam, sampaikan padanya
Ada jiwa yang selalu menanti
Hadirnya, sosoknya, dekapnya
Semua tentang nya..
#kamar Fatimah, asrama putri UNIA (23:31)
Minngu, 5 mei 2024