Generasi Strawberry: Antara Manisnya Inovasi dan Tekanan Era Digital

Yang ini bukan generasi strawbery

Penulis: Muhammad Dzunnurain*)

Professor Rhenald Kasali merepresentasikan Gen Z saat ini seperti buah Strawberry. Terbukti karena banyaknya pemikir inovasi dan semangat kreatif dari Generasi Z tersebut. Sama seperti buah Strawberry yang merah merona lezat dan manis tetapi mudah hancur ketika mendapat tekanan.

Ironisnya mereka tidak sesuai dengan ekspektasi, ketika mereka mendapatkan tekanan dari luar dengan mudah hancur seketika. Mulai dari tantangan akademis, ketidakpastian ekonomi dan pengawasan media sosial, Generasi Z ini banyak sekali tekanan yang mengancam kesejahteraan mereka.

Mengapa istilah Strawberry Generation muncul, salah satunya yaitu karena cara orangtua itu mendidik (Kasali 2017). Keterlibatan orangtua itu dalam mendidik sangatlah penting dalam membantu perkembangan anak dan tidak terlalu memanjakan anak dengan hidup mewah dan menggantikan orang lain agar supaya anak bisa lebih tanggung jawab dalam mengatur dirinya sendiri. 

Di sisi lain Strawberry Generation ini sebagai generasi manja masa kini (Kasali 2017). Hal tersebut dilakukan karena orang tua berlebihan dalam membantu anak atas dasar sekedar membantu, padahal anak itu bisa melakukannya sendiri.

Inovasi menjadi kata kunci dalam perjalanan generasi ini. Mereka tumbuh di tengah kemajuan teknologi yang pesat, memungkinkan akses ke informasi dan konektivitas tanpa batas. Namun, apakah inovasi ini hanya memberikan manfaat positif, ataukah juga membawa tantangan tersendiri? Generasi Strawberry hadir di tengah transisi global menuju ekonomi digital dan masyarakat yang semakin terkoneksi.

Kemajuan teknologi membawa perubahan cara generasi ini berinteraksi, belajar, dan bekerja. Ketergantungan pada media sosial, misalnya, menciptakan paradoks kehidupan sosial yang terkadang membawa dampak positif namun juga risiko isolasi sosial. Sementara itu, inovasi dalam pendidikan digital memberikan peluang pembelajaran yang tak terbatas, namun tantangan terkait keamanan dan keabsahan informasi juga semakin kompleks.

Generasi Strawberry ini juga menciptakan inovasi dalam hal pemikiran kritis, kreativitas, dan advokasi. Mereka cenderung lebih terbuka terhadap isu-isu sosial dan lingkungan, menggunakan platform online untuk menyuarakan pendapat mereka dan mendorong perubahan positif. Hal ini mencerminkan semangat mereka untuk tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga aktor perubahan dalam dunia yang terus berubah.

Dengan demikian, Generasi Strawberry menghadapi dua sisi inovasi dan tantangan dalam era digital. Bagaimana mereka menavigasi kompleksitas ini dan membentuk identitas mereka dalam dunia yang terus berubah? hanya waktu yang akan memberikan jawaban.

*) Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISMA.


Pilihan

Tulisan terkait

Utama 1305888452276336761

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Daftar Isi

Loading....

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >

Pesan Buku

Pesan Buku

 Serpihan Puisi “Sampai Ambang Senja” merupakan buku kumpulan puisi Lilik Rosida Irmawati, penerbit Rumah Literasi Sumenep (2024).  Buku ini berjumlah 96 halaman, dengan pengantar Hidayat Raharja serta dilengkapi testimoni sejumlah penyair Indonesia.  Yang berminat, silakan kontak HP/WA 087805533567, 087860250200, dengan harga cuma Rp. 50.000,- , tentu bila kirim via paket selain ongkir.

Relaksasi


 

Jadwal Sholat

item
close