Sajak-sajak Safari Maulidi
https://www.rumahliterasi.org/2023/10/sajak-sajak-safari-maulidi.html
Safari Maulidi alumni Pondok Pesantren Annuqayah, berasal dari desa Guluk – Guluk Barat, Sumenep Madura. Lahir di Pamekasan, dan tumbuh di Sumenep. Penyuka sastra yang sedang belajar berkarya. Saat aktif kuliah di Universitas Islam Malang
Aku bermimpi nyaris indah
Selepas lelah tersungkur
Jam sembilan tiga puluh
Aku bangun
Aku bermimpi hari yang jauh
Dia yang jauh
Dan kenangan yang dekat
Aku menemukan canda
Tanpa hubungan
Tanpa janji
Setelah lelah tersungkur
Sesudah mentari terlelap
Aku menemukan senyum
Di sela – sela kantuk dan bangun
Ku lihat sisa jejak yang terpahat hampir abadi
Wajah segar
Senyum sederhana
Dan hati yang bersih meski namaku pernah menjadi noda
Aku bermimpi nyaris indah
Indah sebab dia
Nyaris sebab mimpi
September 2023
Heran
Ada banyak wanita di hadapanku
Bahkan lebih cantik dari dirinya
Tapi mengapa, tak satu pun dari mereka yang menarik hatiku ?
Ketika kau berpikir
Bahwa aku mulai menjauh dari dirimu
Nyatanya itu adalah waktu dimana engkau
Semakin melekat dalam sukmaku
Ada apa ini ?
Mungkinkah ini sebab dari terlalu mencintai ?
Bagaimana harus ku tinggalkan rasa ini
Sementara kenangan terpahat abadi
Di lorong tempat kita bergandengan
Bila mengenangmu adalah luka
Maka melupakanmu adalah moksa
2023 September
Pelajaran patah hati
Selain ikhlas menghanyutkan mu dengan beberapa kenangan, apa yang bisa ku lakukan ?
Memaksamu untuk mencintaiku ?
Aku tidak mempunyai kalimat yang pas untuk melukis tingkah lakumu, senyummu dan kebaikanmu
Sebab huruf kapital yang dipelajari di madrasah
Tak akan cukup untuk menulis segala yang tertempel di pipimu
Bahkan Mahadewa
Tak akan berani menyebut mu dengan luka
Seandainya aku tau
Patah hati serapuh ini
Aku tak akan pernah berdoa engkau sebagai nafasku
2023 September
Musim gugur kenangan
Musim semi berlalu
Masih terasa bau tubuhmu yang wangi
Membelai hidungku
Kepak sayap mawar berjatuhan kepada tanah gugur yang dihimpit musim
Aku bertemu musim coklat
Yang senatiasa saling bertukar
Di hadapan
Di taman ini, hanya ada sepi di tengah keramaian
Sebab ada yang pergi dari percakapan
Puisi – puisi, kawanan lebah, dan wangi bunga
Terbenam
Dan kesunyian semakin menjadi
Langkah kaki menjadi sepasang
Ketika menginjak pasir
Tak ada yang meloncat ke buah mangga hari ini
Tak ada tawa yang menghapus lelah dini
September 2023
Pilihan