Puisi Nur Zelfi, MAN Sumenep
Nur Zelfi. Lahir di Sumenep, ujung timur pulau Madura.Ia menggeluti dunia sastra sejak menginjak kelas 6 sekolah dasar. Sekarang ia masih aktif belajar di MAN Sumenep dan terus mengasah hobinya di bidang tulis menulis.
Ringkih Dipalu
Dan rembulan pun kini masam
sisa-sisa belai yang kau tanggalkan
lekat, aromanya pekat, menyayat
terasa aku dihujam batu berduri;
duri dari mulutmu.
Kering kerontang dikuras sendu
makin ringkih, aku dipalu
ternyata, kelaparan kasihmu;
kasih paling mempesona
yang tercipta dari sukma
Lalu aku menua dengan kebisuan perihal rindu
bersama puluhan lembar tulisan yang berbicara;
dalam polos kertas
mensejarahkan puing cinta
yang sempat tersemai indah di altar dadaku
Di Sudut kota, Di Tengah sawah, Di Kursi rumah
pada sepi, pada hingar
aku merapal namamu
Sumenep, 24 Agustus 2023
Dikepung Bising
Benderang lampu memendar
pecah jadi puluhan
menyorot peluh, malam pun riuh
iringan itu seperti dentum
menumbuk dua belah dada
hampir saja kupingku mati
dikepung bising kanan dan kiri
makin gelap, makin aku pekak
kantuk dimusnah, pulasku punah
agaknya mereka tak kenal senyap, diam dan ketenangan
hanya tau riuh, lengking dan dentuman.
Sumenep, 27 Agustus 2023
Makna
Penyair tidak berkata, "Aku sedang sedih."
ia berkata, "Mataku meluruh duka yang deras
Penyair tidak berkata, "Aku bahagia."
ia berkata, "Sepucuk bunga mekar, menebar aroma di penjuru kalbuku."
Penyair tidak berkata, "Aku tersakiti."
ia berkata, "Aku dijajah tikaman, sampai lupa memulih duka terdangkal."
Penyair tidak berkata, "Aku mencintaimu."
ia berkata, "Semerbak auramu memancar, menyilau jiwa yang masih kacau. Izinkan aku mencium pucuk hatimu, dan menjadi tokoh kerinduanmu."
Sumenep, 20 Agustus 2023
Anak Dari Buih Lautan
Aku,
anak dari buih lautan
lahir dari rahim ombak dan angin muson barat
pada getir kecemasan
aku datang serupa gemintang
meluruh tangis
direngkuh gigil
direbah pada gelombang;
gelombang 'sagara' Pasongsongan
Sumenep, 27 Agustus 2023
Gemuruh Hati
Hati dilapah
sampai musnah
mengerang bisu
aku mati dungu
kelu
deras deraian pilu
enggan jadi satu
layu, aku benar layu
menjerit sunyi
disumpal otak sendiri
diam merenung
lebih patung dari patung
Mengukir kata
mencipta puisi "Gemuruh Hati"
perih jadi karya
derita jadi cerita
lempengan kenang
dikupas pelan
sampai bekas
hilang lekas
tikaman makin dalam
aku mundur ketakutan
cemas-cemas dibunuh
cemas-cemas dilumpuh
Sumenep, 08 Agustus 2023
Resah Malam
Derit sunyi dibalut lelap
Aku berontak dalam senyap
Tuli pada bisik-bisik halus
Suara pun parau, mati terbius
Bising kerik jangkrik
Menyesap hening tanpa pekik
Masihku resah
Tubuh tak kunjung luluh rebah
Bayang semu memanggil
Getar diri menggeligil
Terpancing gundah
Aku, lelah.
Nona nona kecil itu menyeringai
Ulur tangannya pelai
Lantas, tak kuterima rayuan ngeri
Ia pun sendu sendiri
Sumenep, 07 September 2022
Pilihan