Pengalaman Pertama Mengajar di SD: Suka Duka, dan Semangat yang Menginspirasi
Suasana siswa/sidwi SDN Balisari (MD)
Muhammad Dzunnurain,
Pengalaman pertama mengajar di SD Negeri adalah momen yang penuh haru dan tegang. Suasana kelas dipenuhi semangat anak-anak yang ceria, namun di balik itu ada kekhawatiran karena saya belum memiliki pengalaman mengajar sebelumnya. Ini adalah momen berharga bagi saya menjadi seorang guru dan kali ini kesempatan itu datang.
Menjadi seorang guru adalah tidak semudah yang kita bayangkan. Seorang guru harus memberikan pengaruh positif pada kehidupan anak-anak, membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang berwawasan luas, berdaya saing, serta memiliki nilai-nilai moral yang baik. Saya percaya bahwa pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk generasi masa depan yang lebih baik.
Namun dibalik itu saya harus memahami karakter unik dari setiap siswa dan menyusun pendekatan mengajar yang sesuai. Saya berharap dapat mengatasi tantangan ini dengan rasa sabar dan kesabaran. Saya juga berharap bisa mendapatkan dukungan dari rekan guru dan pihak sekolah agar bisa terus belajar dan berkembang sebagai pendidik yang lebih baik. Melihat anak-anak tumbuh dan berkembang, serta mencapai prestasi yang gemilang, adalah harapan terbesar saya dalam perjalanan ini.
Pada awalnya, Saya tidak salah masuk organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan di kampus. Yang mana organisasi tersebut terdapat proker mengajar di sekolah dan pengabdian di masyarakat. Pengalaman saya mengajar di SDN Balesari, Malang, saya merasa senang karena kesempatan untuk mengembangkan diri di dunia pengajaran. Meskipun antusias, saya merasakan gugup yang wajar ketika menghadapi tantangan baru ini.
Saat menjalani pengajaran selama setengah bulan, saya juga berkesempatan untuk mengenal lebih dekat dengan guru dan siswa. Hubungan baik dengan mereka membuat saya merasa nyaman dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Sedangkan dengan siswa, saya belajar banyak tentang perbedaan individual mereka, memahami keunikannya, dan mencari cara terbaik untuk mendukung perkembangan mereka.
Tentu saja, perjalanan mengajar tidak selalu mulus. Tantangan dalam kelas datang dari berbagai arah, tapi saya selalu berpegang pada keyakinan bahwa setiap masalah memiliki solusi. Rasa bangga dan keberhasilan saat mengatasi tantangan ini membuat saya semakin terinspirasi untuk terus menjadi pendidik yang lebih baik.
Namun, perjalanan ini betapa banyaknya duka yang saya rasakan dalam perjalanan mengajar. Pertama-tama, menangani perbedaan kemampuan siswa selalu menjadi tantangan besar bagiku. Setiap anak memiliki tingkat pemahaman yang berbeda, dan mencoba menyesuaikan pendekatan mengajar untuk semua siswa sering kali membuatku merasa kewalahan.
Tidak hanya itu, menghadapi disiplin dan perilaku siswa juga sering membuat hatiku terasa berat. Terkadang, ada siswa yang sulit untuk diatur, mengganggu kelas, atau bahkan menunjukkan perilaku yang tidak pantas. Rasanya seperti berada dalam lingkaran yang tak kunjung usai, mencoba menegakkan aturan dan memberikan bimbingan yang diperlukan.
Begitu juga, beban tugas yang menuntut juga menjadi beban tersendiri bagiku. Persiapan pelajaran, memberi tugas, menilai hasil kerja siswa, dan melibatkan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler membuat hari-hariku penuh dengan pekerjaan. Rasanya waktu tidak cukup untuk mencapai semua hal yang harus kukerjakan.
Namun, tak hanya duka yang mengisi perjalanan ini. Saya juga merasakan kebahagiaan saat berhasil melewati tantangan akademik dengan prestasi gemilang. Itu membuatku bangga dan memperkuat tekad untuk terus belajar dan berkembang.
Sampai saat ini, saya beruntung memiliki teman-teman kampus yang luar biasa. Mereka adalah sahabat sejati yang selalu memberi dukungan dan inspirasi. Saat menghadapi kesulitan dalam akademik atau masalah pribadi, mereka selalu ada untuk mendengarkan dan memberi semangat. Tanpa mereka, mungkin sulit bagiku untuk bertahan dan tetap fokus dalam mengejar cita-cita.
Muhammad Dzunnurain, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISMA.