Losing is Hurt
Cerpen: Kharisma Wulandari Mentari mulai muncul diufuk timur,membuat embun tak henti-hentinya meneteskan beribu-ribu kesejukan di atas permu...
Cerpen: Kharisma Wulandari
Mentari mulai muncul diufuk timur,membuat embun tak henti-hentinya meneteskan beribu-ribu kesejukan di atas permukaan bumi.semua burung berkicauberterbangan di udara,rerumputan melambai-lambai ria mengikuti arus yang ada.waktu yang terus berjalan membuat jingga itu terus meninggi.angin sepoi tertiup dari ufuk barat,membawa kesegaran alami.
Di suasana yang sunyi, terdengar langkah kaki menuju kearah pintu.tanpa rasa penasaran, ia tetap melanjutkan aktivitasnya.hingga ia dikagetkan dengan sebuah suara yang memanggil namanya, Rena.dengan segera sang pemilik nama beranjak dari tempat duduknya dan segera membukakan pintu untuk orang yang tiba-tiba datang padanya.rasa terkejut menghampirinya saat Rena tau siapa yang datang.
“Eh,kak alvin ada apa kak.”
“Ren ikut kakak kerumah nenek ya soalnya mama sedang sakit.”ujarnya dengan lembut
Satu kalimat dari kak alvin mampu membuat mulut Rena terbukam. Disepanjang perjalanan hati Rena menggerutu.rasa marah,kecewa,kesal bercampur dalam hatinya.perjalanan dari rumah Rena cukup jauh menghabiskan kurang lebih dua jam.sesekali Rena melirik kearah kakaknya yang sedang terlihat meRenung.
Sesampainya dirumah neneknya.Rena,melihat keramaian orang dari kejauhan.rasa heran dan rasa takut kini hadir dalam benaknya,”ada apa ini”bisiknya dalam hati.tatapan Rena mendadak kosong ia menghentikan langkanya sejenak,menahan air mata yang secara tiba-tiba ingin jatuh.kak alvin dengan cepat membawanya memasuki kerumunan orang.
Mereka menangis sejadi-jadinya, Rena terdiam sejenak menganggap semua baik-baik saja meski hati Rena sangat hancur.Rena segera mendatangi mama,terlihat mama sedang terbaring lemah, tak sanggup untuk berbicara.ia hanya melempar senyum pada mama nya.
“Ma Rena tidur dulu ya,karna Rena ngantuk banget, Rena janji setelah bangun nanti Rena bakalan datang lagi untuk mama.”ujarnya sembari hendak melangkah keluar tapi dengan cepat mama menahan tangan Rena.\
Sepertinya mama tidak ingin Rena pergi meninggalkan nya. Rena menoleh dan kembali mendekatinya,seolah mama sedang membicarakan sesuatu tapi sungguh Rena tidak mengerti karna sedikitpun mama tidak membuka mulutnya.ia hanya mengangguk berpura-pura mengerti.lama ia mematung layaknya orang yang tak mengerti.
”Ren kamu ngapain gak mau tidur”.ujar bibi membuyar kan lamunan nya.
”Ah,bibi ngagetin aja,iya bi ni aku udah mau tidur”ujarnya sembari tersenyum.
Ia lihat terlebih dahulu wajah mamanya sembari melempar senyum padanya.Rena melanjutkan langkah nya menuju kamar,tak membutuh kan waktu yang terlalu lama mata Rena dengan cepat terlelap bersama alunan lagu yang sedari tadi berdendang dengan riang.
Terasa kakinya dielus dengan lembut,samar-samar ia melihat wajah papa tersenyum menyapa nya.”Ren”Rena bergegas untuk duduk sembari tersenyum padanya.
”Pa, Rena mau ke mama soalnya Rena udah janji.”ujarnya sembari mengusap wajah nya sendiri.
”Sabar nak, papa masih mau bicara duduk lah sebentar untuk papa. Ada apa pa.”tanyaku rasa penasaran kini hadir di benak ku.
”Papa selalu ada untukmu Ren.”ujar papa sembari memelukku.
Aku semakin bingung orang-orang kembali menatap ku dengan tatapan kasihan emang ada apa dengan ku? fikiran ini melayang-layang memikirkan apa yang sekarang terjadi.
Rena segera bangkit dari kasurnya dan bergegas pergi meninggalkan papa yang mematung sendirian dan kini seorang Rena dapat melihat dengan jelas.alangkah terkejutnya ia,ketika ia melihat seseorang yang terbaring didepanya.ia melangkah lebih dekat agar dapat melihat dengan jelas,seorang perempuan yang tegar kini menjadi kaku,berkulit pucat terbaring di hadapannya dengan diselimuti kain berwarna putih.
Tak terasa kaki Rena kini telah lunglai jatuh disamping jasad mamanya.”dek,sudah jangan terlalu di tangisi kepergianya,relakan saja lebih baik” ujar kak alvin dengan lembut.
”Tapi kenapa semua ini terjadi padaku kak. Ini sudah takdir Ren, semua pasti akan kembali pada pemilik nya”tangisan Rena terdengar semakin deras.namun itu semua harus ia iklaskan,ia angkat kedua tanganya sembari berdo’a untuk sosok mama yang sudah pergi meninggalkannya untuk selamanya.
Kini Rena sedang melihat sosok papanya yang tertawa riang bersama mama barunya.dua bulan yang lalu papa menikah dengan seseorang yang tidak ia kenali sebelumnya.sekarang Rena merasakan lebih baik,apa yang datang pada kehidupanya mampu meluluhkah hati gunda yang telah lama ia rasakan.
Hari berlalu berganti dengan bulan, bulan pun berganti dengan tahun saat ini Rena mengenal sifat asli mama yang sempat membuatnya bahagia untuk sejenak, sekarang semuanya berubah menjadi apa yang tidak ia inginkan.pukulan keras terjadi terus-menerus hingga Rena memilih untuk tinggal bersama nenek,kakeknya.
“Ren ngapain kamu ngelamun”ujar sendy membuyarkan lamunannya.
“Ah,kamu nih bikin kaget aja,udah sana pergi.”ujar Rena dengan memonyongkan
bibirnya.
“Tu..tu..sini cerita sama..”belum selesai sendy melanjutkan pembicaraan nya.
Tring…tring…
Deringan keras itu yang berasal dari ponsel Rena yang sedari tadi nganggur.
”Ah kakak,ngapain juga ia menelfonku.” ujarnya sambil menggerutu.
”Ren,kamu lagi ngapain? lagi santai emang kenapa.”jawabnya dengan ketus.
”Kamu mau kan tinggal bareng sama kakak .”
“Apa”ucapan kakaknya saat ini mampu membuat Rena terkejut.
Rumah kakak Rena tergolong jauh bukan hanya melewati jalan ramai seperti Jakarta tapi harus menyebrangi laut,meski Rena tau pasti pakai pesawat,tapi semua ini nggak mungkin.
”Dek kenapa diam,kamu mau kan,” ujarnya kembali memastikan.
”Mmangnya kapan kak,kesana kan jauh.”tanyanya sambil terus memikirkan.
”Tanggal lima belas bulan ini.”ujarnya.jawaban kakak Rena membuat mulut Rena kembali menganga karna saat itu sudah tanggal dua belas.tiga hari lagi tak bisa ia bayangkan.
“Dek, kamu dengar kan,gak usah banyak tanya siap-siap dari sekarang,tiket sudah di pesan jadi gak ada yang namanya pembatalan,ngerti,’
Tut…suara ponsel yang sedang di akhiri,Rena kembali mematung antara percaya dan tidak.sendy yang sedari tadi menyimak kini ikut merasa sedih,sendy adalah sahabat kecil Rena yang sampai sekarang bersamanya.
Deritan keras yang berasal dari pesawat membuat Rena menutup telinganya dengan earphonenya.saat ini ia sudah berada didalam pesawat yang mulai terbang.seru,fikirnya terlihat dari jendela rumah-rumah terlihat begitu kecil.naik pesawat adalah salah satu impianya dari kecil meskipun itu bukan yang pertama ia impikan namun ia tidak pernah menyia-nyia kan kesempatan ini.
Membutuhkan waktu dua hari untuk sampai ke rumah kakak Rena.sampainya disana Rena di sambut dengan baik,semua keluarga berdatangan turut menyambut kedatanganya.
”Selamat datang dirumah ku.” sapa kakaknya sembari tersenyum menyapanya.
”Ya..ya..thanks atas sambutan yang baik ini dan sekarang aku sudah dua hari nggak mandi,sekarang aku mau mandi dulu.”ujar Rena sembari pergi meninggalkannya.
Ya,Rena memang perempuan yang tidak tau di untung namun kakaknya tetap sabar menghadapinya.hah…hembusan rasa kecewa datang dari kak ria.kakak Rena bernama ria ia jauh lebih pendiam dibandingkan tingkah laku Rena,kak ria sosok perempuan yang feminin meski berbeda mereka tetap saling mengkapi seperti yang terjadi saat ini.
Tak begitu lama Rena tinggal bersama kak ria,ia segera dikirimkan ke pondok pesantRen yang mana tempat itu membuat Rena merasa bosan.tahun dengan cepat berganti di ujung perjuanganya,Rena sempat membuat semua keluarganya kecewa tak tekecuali dengan papanya meskipun Rena sekarang jauh dari papanya mereka masih memiliki ikatan yang kuat.
Rena kabur dari pesantRen namun takdir berkata lain ia mendapatkan kesempatan untuk kembali kepondok dan lebih tak disangka lagi Rena mampu melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi yaitu universitas.namun itu semua tidak membuat Rena melupakan kejadian beberapa tahun yang lalu,mama.
Rena akan selalu ingat bawa Rena pernah memiliki seorang ibu yang sangat menyayanginya, I love you Mom.
*****
Kharisma Wulandari asal kalimantan, semester 1 program studi pendidikan agama islam, fakultas Tarbiyah, di Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien PRenduan Sumenep dan Menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKMP).
Pilihan