From SWEAT to Sweet: Perjalanan Pengabdian, Ungkapan, dan Perpisahan yang Menggetarkan
Ilustrasi: Belajar mengaji (freepik) |
Oleh: Muhammad Dzunnurain
Dalam hidup ini, terkadang perasaan cinta yang tumbuh di hati seseorang bisa menjadi beban tersendiri. Begitupun yang terjadi pada diriku. Selama delapan bulan lamanya, aku menyimpan perasaan cinta yang terpendam terhadap seseorang di kampus. Setiap hari, perasaan ini terus menggelitik dan membuat hatiku gelisah. Namun, ketakutan akan ditolak dan kekhawatiran akan merusak persahabatan karena dalam satu organisasi, saya selalu membayangi pikiran tentang hal itu.
Namun, segalanya berubah saat tiba salah satu proker SWEAT. Proker ini merupakan kegiatan seperti KKN atau Kegiatan yang terjun langsung kemasyarakat untuk melakukan pengabdian.
Kegiatan ini sangat istimewa bagi saya karena bisa berkontribusi kepada masyarakat. Dalam bahasa inggris SWEAT berarti keringat. Namun, kata SWEAT tersendiri merupakan kepanjangan dari social working and extra teaching, seiring dengan adanya ungkapan yang manis, kata SWEAT memiliki kesamaan dalam pengucapan dengan SWEET yang mempunyai arti manis, hehhe bener cerita ini sungguh manis nggeh.
Melalui kegiatan ini, saya diajak untuk mengungkapkan perasaan dan berbagi pengalaman pribadi kepada orang lain dan menghadapi kondisi lingkungan yang berbeda dengan sebelumnya.
Inspirasi dan keberanian tumbuh dalam diriku selama kegiatan berlangsung. Mendengarkan cerita dan perjuangan teman-teman lain membuatku semakin yakin untuk mengubah diriku untuk lebih berbuat baik. Akhirnya, pada saat itu, saya merasa sudah tiba untuk mengambil langkah yang lebih baik kedepannya.
Kegiatan berjalan lancar sesuai roundown kini saatnya saya mengambil nafas dalam diam dan dengan penuh keyakinan, mengungkapkan perasaanku yang terpendam selama ini kepada orang yang kusukai.
Hasilnya, meskipun tak ada jaminan, memberi ketenangan batin dan rasa lega. Sungguh, rasanya seperti beban besar telah terangkat dari pundakku. Tak peduli apa yang terjadi selanjutnya, aku merasa bangga pada diriku sendiri karena telah berani menghadapi ketakutanku dan menjadi jujur dengan perasaanku.
Beberapa minggu kemudian kini momen yang indah dan tak terlupakan dalam hidupku. Aku merasakan getaran perasaan yang tak pernah sebelumnya kurasakan. Selalu ada senyum di bibirku setiap kali bertemu dengan orang yang kusukai. Saya semakin dekat dan saling memahami. Semua itu keberhasilan, kesuksesan kemanisan kegiatan yang telah memberiku keberanian untuk mengungkapkan perasaanku.
Namun, tak ada yang abadi dalam hidup ini. Saat tiba waktunya untuk meninggalkan sekolah dan TPQ yang telah saya luangkan memberi pengajaran berbagai macam pelajaran. Kini saatnya melanjutkan perjalanan untuk pulang, perpisahan pun tak terhindarkan. Saat itulah hatiku dipenuhi dengan perasaan campur aduk. Senang karena mendapatkan pengalaman berharga berkat SWEAT dan sedih karena harus meninggalkan orang-orang yang begitu berarti dalam hidupku.
Perpisahan kami dihadiri dengan haru dan tetesan air mata. Meskipun perpisahan itu terasa menyakitkan, tetapi aku tahu bahwa kenangan dan pelajaran berharga yang kudapatkan akan selalu kusimpan di dalam hati. Terima kasih semuanya, karena keberanian yang kau berikan, dan terima kasih untuk segala kenangan manis selama ½ bulan yang telah lalu. Kini, aku siap menghadapi babak baru dalam hidupku dengan semangat dan rasa syukur.
*****
Muhammad Dzunnurain, kelahiran kota keris Sumenep, Madura. Saat sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam Malang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Beberapa karyanya pernah di muat di media online dan cetak. Penulis bisa dihubungi melalui surel muhammaddzunnurain63@gmail.com
Pilihan