Geliat Tahun Baru dan Pasca Pandemi Covid 19 di Tulungagung
Shapna Ajeng Kartika
Tahun baru kali ini memiliki suasana yang berbeda, sebelum masa pandemi kawasan Kota Tulungagung selalu mengadakan pesta kembang api di Alun-alun Kabupaten, Alun-alun selalu menjadi pusat perayaan pesta kembang api. Wilayah alun-alun dan sekitarnya menjadi tempat untuk mencari mata pencaharian bagi masyarakat sekitar, banyak sekali pedang-pedang kecil seperti kuliner, kebutuhan sandang, hingga berbagai macam pernak-pernik yang bisa ditemui. Saat pandemi Covid-19 melanda, perayaan tersebut di tiadakan selama hampir 2 tahun terakhir.
Perayaan tahun baru sebelum Covid-19, dilaksanakan sangat meriah. Acara di mulai pukul 16.00 WIB yang diadakan di tempat yang berbeda-beda, yakni di Pendopo Kabupaten dan Kongas Arum Kusumaning Bongso dengan agenda doa bersama tokoh lintas agama, dilanjut dengan bersolawat. Perayaan tahun baru dimeriahkan di Alun-Alun Tulungagung, dilanjut di Gor Lembu Peteng dengan berbagai suguhan yang bersifat hiburan.
Sedangkan, ketika Covid-19 semua hal itu ditiadakan pemerintah kabupaten demi keamanan bersama, mulai dari tradisi pesta kembang api pada malam tahun baru di Gor Lembu Peteng dan Taman Alun-Alun Kota di tutup. Dalam hal ini, bertujuan untuk mencegah kerumunan yang bisa memicu penyebaran Covid-19, sehingga menyebabkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kehilangan mata pencaharian mereka.
Syukur Alhamdulillah, pada tahun ini Covid-19 sudah semakin membaik. Para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengalami peningkatan di banding tahun sebelumnya saat masa pandemi berlangsung. Para pelaku usaha gencar-gencaran untuk bersaing mendapat keuntungan dengan memanfaatkan peluang yang ada, terutama di bidang kuliner dan kembang api.
Di Kabupaten Tulungagung sendiri, terdapat banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mulai dari makanan atau kuliner hingga kembang api yang siap memeriahkan tahun baru di sepanjang pinggir jalanan kota. Dampak luar biasa juga dirasakan para pelaku bisnis, yang sebelumnya 100%, kini menjadi 15% prioritas konsumen bergeser pada kebutuhan pokok, kesehatan, paket data, daripada belanja konsumsi yang sifatnya sekunder akibat pandemi.
Saat ini, kasus Covid-19 sudah dapat dikendalikan, sehingga perekonomian jauh lebih membaik dan semakin banyak peluang bisnis untuk masyarakat menengah. Berdasarkan Survei Kajian Cepat Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dilakukan oleh Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPI yang melibatkan 679 valid responden dengan pekerjaan utama sebagai pelaku usaha menunjukkan bahwa, selama pandemi usaha mengalami penurunan hingga mencapai angka 94,69%.
Berdasarkan data perbandingan kasus Covid-19 saat ini berkurang sekitar 2.018 dari angka kasus 160.335 menjadi 33.424. Namun, kasus ini masih bisa meningkat, karena belum dinyatakan 100% usai dari pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan karena virus Covid-19 masih bisa bermutasi dan membentuk varian baru yang lebih ganas.
Meskipun kasus Covid-19 tahun ini dapat terkendali dengan baik, banyak yang masih perlu dijaga dan diperhatikan, seperti tetap mematuhi protokol kesehatan. Terkendalinya angka kasus Covid-19 berdampak pada berbagai bidang kehidupan salah satunya adalah perekonomian. Hal ini, dapat membentuk perilaku bisnis yang berbeda baik dari sisi pelaku bisnis, pasar konsumen, dengan harapan kedepanya dapat meningkatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Tulungagung.
_____
Shapna Ajeng Kartika, saya mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Ilmu Kesehatan yang berasal dari Tulungagung.
Pilihan