Sajak-sajak Ardhi Ridwansyah
https://www.rumahliterasi.org/2022/12/sajak-sajak-ardhi-ridwansyah.html
Ardhi Ridwansyah, kelahiran Jakarta, 4 Juli 1998. Puisinya “Memoar dari Takisung” dimuat di buku antologi puisi “Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2019”. Termasuk 115 karya terbaik dalam Lomba Cipta Puisi Bengkel Deklamasi 2021. Puisinya juga dimuat di media seperti labrak.co, litera.co.id, kawaca.com, balipolitika.com, galeribukujakarta.com, Majalah Kuntum, Majalah Elipsis, Radar Cirebon, Radar Malang, koran Minggu Pagi, Harian Bhirawa, Dinamika News, Harian Fajar, koran Pos Bali, Riau Pos, Suara Merdeka, Radar Malang, Radar Madiun, Radar Banyuwangi, Radar Kediri, Nusa Bali, Suara Sarawak (Malaysia), koran Merapi, Pontianak Post, Harian Waspada, Radar Tuban, Babel Pos, dan Media Indonesia. Instagram: @ardhigidaw. WhatsApp: 087819823958. No. rekening: 7600247799 (BCA).
****
Salam Semesta
Lincah jari menari-nari
Di tubuh daun embun berguguran
Beri kasih ranggaskan sedih
Setiap tetes jatuh ke tanah
Subur asa menuai rindu
Lantunkan salam bagi semesta
Sejuk mata sang surya menyapa.
Jakarta, 2022
Mengingat Kita
Detak jantung mendobrak jiwa,
Terlelap dalam mimpi buruk
Merangkum darah dan air mata
Menjadi puisi cinta tanpa kata
Sekadar rasa yang belum tertata.
Kembali terlelap mengingat kita.
Jakarta, 2022
Rumput Sendu
Rumput-rumput tercerabut
Dari tanah tempatnya berdansa
Kala angin petang datang girang
Hijau mengkilap penyejuk mata
Bersua lembayung senja.
Dan ia menangis luntur hijau
Merapuh di tanah musim gugur
Bersama sunyi penuh sendu
Mati ditelan waktu
Tak lagi dengar desau angin
Mengundang tarian rindu.
Jakarta, 2022
Mengutuk Hari
Sibuk mengutuk hari
Namun enggan berlari
Menganak sungai
Yang tak ramah arusnya
Bersama desau angin
Menyapa dedaunan rimbun
Di tengah hutan lebat
Terjang belukar yang sukar
Dengan gairah yang terbakar.
Jakarta, 2022
Renungan Dada Ibu
Jika gunung
Tempatku merenung
Bersemayam di dada ibu
Kularut dalam tidur;
Mendengkur layaknya bayi
Pulas tuntaskan mimpi
Sampai ajal menanti.
Jakarta, 2022
Uang
Ada Tuhan di sana
Di mana?
Di pecahan uang seratus ribu
Jakarta, 2022
Peluru
Peluru yang bersarang
Tepat di jantungmu
Adalah aku yang menikam
Dalam pembuluh darahmu
Yang berdegup.
Belalak matamu
Hilang cahaya harapan
Yang kau genggam
Bersama ruh kehidupan.
Peluru yang bersarang
Dalam otakmu adalah aku
Yang buatmu lumpuh
Tanpa tutur kata, kau beku.
Jakarta, 2022