Puisi-puisi Dian Chandra Tentang Pulau Bangka
Dian Chandra alias Hardianti,S.Hum.,M.Hum, adalah seorang arkeolog mandiri yang doyan menulis, kulineran, dan jalan-jalan. Tutor di PKBM GEMAR. Telah menerbitkan enam judul buku sejak tahun 2021 hingga 2022, yaitu: Sapatha dari Negeri Seberang (novel), Relung (puisi), Hen (puisi), Lalu (puisi), Jalan-jalan di Bangka (puisi), dan Aksara Anindya (puisi). Mari berbincang-bincang dengannya perihal arkeologi, puisi, dan literasi di: Email: authorhardianti@gmail.com, Fb: Dian Chandra
*****
Wilhelmina Park
kutulis lagi sejarah
yang hilir mudik di wajah orang-orang
yang ranggas setelahnya
orang-orang itu
sekadar duduk-duduk di taman
tak membaca tanda
di mana tertanam di angin-angin
maha karya van ben benzenhorn:
membukakan ruang keresidenan
dari mentok ke pangkalpinang
dan
menetapkan rimbun pohon
sebagai penghormatan
kepada ratu wilhelmina
yang lalu berujung
dalam bayang-bayang taman sari:
gigil belanda di suatu halaman
Toboali, 15 April 2022
Pantai Pasir Padi
aku pertemukan diri dengan sebentang pantai
yang memuat pasir dan ombak
tempat anak-anak kecil mengejar waktu
yang di matanya hidup ketulusan
meliuk-liuk mencapai kaki langit
aku diam
lalu mengemas sisa-sisa identitas
yang mulai redup di dada
Toboali, 15 April 2022
Di Pangkalpinang
kuseruput pagi di kota pangkalpinang
dengan sisa-sisa timah
melekat di bibir
taklupa kubaui tanah
dengan keringat soekarno
yang melintas
hendak ke mentok
dan ke toboali
kupersilakan metafora menyusun puzzle ingatan
yang khusyuk berlabuh
di hadapan ruh timah
Toboali, 15 April 2022
Belanja
kubawa lari kaki-kakiku
agar tak lagi ngeyel dan rewel
ketika melalui ramayana, btc, dan pasar-pasar
menjarah isi dompet dan kandungan rekening
membikin nanar mataku
saat tengah bulan
--lalu makan mie instant;
kesedihan di ujung lidah
Toboali, 15 April 2022
Sungai Gusung
di muara sungai gusung
kian jauh
dari laut
buayabuaya
berkumpul
dalam gagah
kadangkadang
ada bebek tersesat
buaya pun girang
bukan kepalang
buayabuaya
mandimandi
airnya mengalir dari
rimba keratung
yang paling keramat
tempat ikanikan seluang
menetap
tempat reruntuhan istana
sriwijaya
katanya
kata orangorang
buayabuaya tengadah
menghambur kepekaan
menanti matahari turun
ketika gulita muncul
buayabuaya khusuk berdoa:
ikanikan jatuh di tangantangan
nelayan
dalam napas laut
dan kehidupan
Toboali, 10 April 2022
*****