Puisi-Puisi Moh. Zainur Rozy
Moh. Zainur Rozy. Lelaki yang lahir di patilasan Keraton Pangeran Batuputih dan merupakan satu-satunya siswa MAT Annuqayah yang berdomisil di BPBA B. Inggris PP. Annuqayah Lubangsa. Aktivis Sanggar Pangeran, Lipensa, Istana Pers Jancukers (IPJ) dan terhimpun dalam organisasi Ikatan Santri Batuputih (IKSBAT). Bisa dihubungi melalui E-mail Kakakzain2003@gmail.com dan Ig : Zen.Isme / Gelenk_Gelenk
Bisik Wajahmu
Candumu membeludak dalam kalbu
Saat ku tahu bahwa namamu mulai berbisik
Berpadu dengan kicauan burung disana
Bagaimana detak hati ini berpacu
Jika angin-angin tak lagi berhembus
Dan deburan ombak yang beradu,
Siapa yang akan menang? Kasih
Bila jiwa dan sukmaku berkelahi
Didalam ring peraduan
Akh.. aku yang mengalah saja
Bila rembulan dan melati kau hidangkan
Dan tak ada sebotol air yang kau suguhkan.
Gugus bintang kau tunjukkan pertama kali
Kemudian disusul dengan rembulan
Namun, percuma ku tak mau itu
Yang ku mau adalah pepatah murni
Dari kau yang kini bungkam
Annuqayah, 30 Januari 2022
Selamat Menikmati
Selamat sore
Selamat berjuang
Selamat malam
Selamat tenggelam
Selamat pagi, namun
Senja tetap menghilang
Annuqayah, 01 Februari 2022
Terpejam
Kesekian kalinya aku terpejam
Menelusuri detak jantung yang mulai terpacu
Akankah kau tetap menari dalam kegelapan
Menuntun jalan menuju samudra kehidupan
Berbisik menuntun, terbawa arus
Menjelma sejuta rasa,
Namun,tetaplah bahagia
Annuqayah, 03 Februari 2022
*puisi yang tertulis dari bahagia menjadi terluka
Hari-Hari Indah
Malam ini
Kutulis harap di secarik doa
Dan tubuh yang mulai lelah
Agar tetap terasa dalam jiwa
Siang ini
Berteman dengan sunyi
Tanpa ruang waktu untuk bersua
Tercipta perihal pejam ketiga
Sore ini
Mencipta rasa dengan senja
Berpadu dengan mega merah disana
Namun dia akan tetap menghilang
Dan menemuiku untuk bersulang
Sendiri kembali
Diselimuti aungan kata tak terkendali
Disana dengan kicauan burung menari
Dan obat adalah teman sejati
Annuqayah, 04 Februari 2022
Ekolalia tubuh
Kini ia bersemayam disana
Tak akan pernah hilang ditelan samudra
Berselimut petaka
Terombang-ambing di bahtera kecewa
Disana ia tetap begar
Dengan harapan abu-abu
Tetap tergenggam
Sejuk sedingin salju
Ia akan patuh
Bila engkau menemukan kuncup klemensi
Diseluruh sifat yang menentang
Bersama tubuh ekolalia
Annuqayah, 06 Februari 2022
*puisi tentang letak marah
Catatan seorang hari
Pagi
Di selimuti awan abu-abu
Dengan gemercik hujan
Terdiam dengan tatapan sendu
Siang
Terlelap didekap resah
Karena salah tingkah
Terpejam putus asa
Malam
Tertawa bahagia
Melengking indah
Bersama gemintang
Diujung cakrawala
Annuqayah, 07 Februari 2022
Perihal Diri
Kusempatkan mampir
Diantara semak belukar
Dan rimbun pepohonan penuh ular
Tak ada tubuh kuat walau kekar
Tubuh ini terkikis waktu
Semakin kecil tekad melaju
Kandas seperti perahu
Tertindas seperti tikus di peradilan
Kau tahu
Sungai tak lagi mengalir
Sumber-sumber mengering
Dan tenggelam ditelan samudra
Begitulah diri berteman sunyi
Berlari dengan isak tangis dihati
Kencang seperti gemuruh menyambar
Perihal diri dalam hati yang sabar
Annuqayah, 08 Februari 2022
Hari Pers : Suarakan Kebenaran
Selamat datang dari pengembaraan panjang
Menelusuri sejarah yang dulu suram
Mencungkil kilas balik kehidupan
Tragis di mata pembaharuan
Selamat datang kembali
Untuk menanam bibit di tanah kerontang
Merubah tanah menjadi hutan
Bukan menjadi banjir di perkotaan
Segala kebenaran akan terkuak saat ini
Saat padi menguning
Menunduk tanda penghormatan
Untuk dia yang kebenaranya dibungkam
Tidak ada salah atau benar
Sem+ua rata dengan tanah
Tikus-tikus tak lagi bernyanyi
Tak ada, walau sekedar menyapa
Segalanya hanya hak sendiri
Tak ada guna pantauan CCTV
Semua sibuk dengan kesenangan duniawi
Tanpa memikirkan komitmen di pundak sendiri
Annuqayah, 09 Februari 2022
Harapan kakek, Nenek
Riak sungai tanpa henti
Mengalir ke tanah kering kerontang
Bersama jejak tak pernah terhapuskan
Merantau dari bilik hijau yang kuimpikan
Tidakkah dapat kau pahami
Awal tumbuhnya ilalang
Berproses sampai tinggi menjulang
Tidak seperti manusia yang jatuh ditengah jalan
Di tanah itu
Akan tumbuh sejuta pokok kehidupan
Menabur oksigen yang siap digunakan
Disitulah kutaruh harapan
Untuk cucu tanah airku kelak
Annuqayah, 10 Februari 2022