Sapaan Baru Kaum Milenial
https://www.rumahliterasi.org/2022/06/sapaan-baru-kaum-milenial.html
Djoko Saryono
Dulu kalangan muda gemar menyapa memakai "mas/mbak/teh/neng". Banyak pula digunakan sapaan asal bahasa daerah. Kemudian, belum lama berselang, banyak dipakai sapaan "bro dan kak" bagi siapa saja (meskipun sapaan itu berasal dari pemendekan "brother, kakak").
Kalangan tertentu pakai sapaan "say, sis", yang juga pemendekan. Belakangan ini juga dipakai sapaan "lur" di wilayah bahasa Jawa. Sekarang sapaan "bro" tinggal dipakai orang paruh baya, apalagi sapaan "say, sis" digunakan penutur bahasa relatif tua, tak jarang nenek. Kalangan muda/milenial sekarang sudah bergeser lagi memakai sapaan macam "bestie, mazzeeh, bosque".
Waktu berlalu, muncul generasi baru, berubah pula sapaan. Gaya hidup cepat berubah juga timbulkan cepatnya perubahan sapaan. Begitu juga pemendekan kronologis kategori generasi munculkan sapaan baru. Pergeseran sapaan sejenis "mak/mbak" ke yang lain relatif lambat.
Pergeseran sapaan "bro, say, sis" ke sapaan "bestie, mazzeee, dan bosque" sangat cepat. Sapaan "bro, say, dan sis" kini lazim dipakai orang paruh baya dan tua macam saya, kaum muda jarang memakainya lagi. Bahkan kini kaum paruh baya atau tua macam saya mulai tiru-tiru pakai sapaan "bestie, mazzeee atau bosque".
Begitulah ragam bahasa sehari-hari atau gaul. Kalangan muda kreatif-produktif sekaligus mudah (entengan) membuat dan memakai sapaan baru. Mungkin semboyannya "hilang satu tumbuh seribu". Komunikasi jadi segar, bahasa jadi bugar.
Kalangan paruh baya atau tua macam saya lebih banyak ikut-ikutan atau menjumputnya. Mungkin biar tak disangka bahasanya jadul atau arkais dari planet masa lalu penuh kenangan. Mereka pengguna, tak pencipta sapaan, agar tak ditinggal kereta zaman.
Bukankah begitu, mas/mbak/teh eh bro/say eh bestie/bosque? Hop.
Stop di sini.
Bersumber dari akun FB Djoko Sarjono