Sajak-sajak Ayuni, PBSI-STKIP PGRI Sumenep
https://www.rumahliterasi.org/2022/05/sajak-sajak-ayuni-pbsi-stkip-pgri.html
Ayuni, lahir di Sumenep, 25 Desember 2000, bertempat tinggal di Dusun Blumbang Pragaan Daya Sumenep. Kini aktif sebagai mahasiswa kampus STKIP PGRI Sumenep, Semester 6 (A), Prodi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Kegelisahan
Langit hitam mencekam
Awan mendung mengukir lambang-lambang ke Setian mu
Warnanya yang semakin memudar
pada siapa ku mengadu rinduku ....?
Apakah kepada kesunyian dimalam ini,
Sayu hati tak menentu arah menjadi kelabu
Oleh cinta yang teretak membiru
Hantaman ombak menjadi saksi kepilku
Haruskah terkubur oleh jalannya waktu yang bisu.
Rindu
Ku cari rindu diatas bongkahan batu
yang menggebu terdeyut oleh kalbu...
hati yang ambisius dengan kata kata merindu
siang dan malam menjadi kelabu,
bintang rembulan menjadi saksi qu
atas rindu yang terancam diatas batu
Deyut Nadin menjadi-jadi hembusan nafas terburu buru ..
Dunia ini menjadi biru oleh sahwat yang menyatu
diatas kertas bertenta biru tercantum foto-foto ku dan dirimu
Banyak orang menjadi saksi dikala itu
Sindul merah yang kau letakkan didahiku
Senyuman memerah dipipimu...
Tak kan pudar oleh waktu
Kelam
Pahit untuk ditelan perih untuk dikenang
masa-masa akan selalu ada jika waktu masih berjalan
tuhan hambamu menggenggam api demi hasrat sesaat.
Dosa terasa nikmat dikala cinta hadir pada anak Adam hawa
Menjilma bagaikan cendrelela dan arjuna
Dunia terasa milik berdua,
Cinta hadir pada waktu yang salah,
hanya mengganggu siang dan malam kala itu..
dosa bagaikan angin yang lewat jika sudah udah menyabu..
Ilusipun menjadi-jadi jangan kau berjalan diatas geraji yang bisa melukai ..
Air yang jernih pun tak kan bisa mengobati
Bambu Runcing
kau hanya sepotong kayu yang tak ada arti dibalik nama mu.
tak perlu kau bersedih ..?
Genggammah pada tubuhmu dulu tinggal kenangan...!
Oang orang apa yang kau berikat jabatan..
berdasi ,mobil Avanza rumah bergengsi..!
Lupa bahwa rakyat mu menangis di sana kelaparan.
Taukah kau bambu runcing..
pelitukus menjadi tikus ,Aparat negara menjadi keparat kelaparan.
Berjalan tanpa kemunafikan dan kebohongan !
Masih adakah cinta untukmu...?
Suara Petasan di Langit
Tetesan air berjatuhan dilangit...
Menghiasi malam yang penuh kebahagiaan ,
Begitu syahdunya menyentuh hati
Malam yang penuh keberkahan syafaat mu yang ku harapkan
Ku jatuh cinta pada namamu , bulan kelahiran mu
Cemburu ku menatap beribu manusia yang juga mencintai mu...
Ya Rasulullah nabi tercinta berjuta jiwa
Kau jadi rebutan untuk pertolongan anak Adam yang berdosa,
malam ini ku sendu mendengar dzikroh lantunan ayat-ayat suci mu
yang menggema dlmenusuk jiwa ku...
berokahmu ku dambakan , syafaat mu ku inginkan
Dapatkah ku bersamamu kelak?
Pilihan