Berbuat Baik Itu Sederhana

Oleh Haris Sudarsono, S. Pd

Bis mini warna hijau yang kami tumpangi meluncur ke  arah barat , para penumpang yang terdiri dari keluargaku dan keluarga istriku sudah memasuki kabupaten Gresik, setelah sebelumnya menempuh perjalanan yang cukup melelahkan. Cuaca begitu terik saat itu, sehingga panas terasa menyentuh kulitku, meskipun supir sudah menyalakan AC, tetapi tetap tidak mampu mengalahkan suhu panas dihari itu.

Tak terasa bis mini sudah sampai dipintu masuk parkir komplek makam Sunan Giri, untuk mengantri masuk, ramai sekali suasana di minggu siang itu. Banyak kendaraan roda 2 maupun roda 4 lainnya yang juga ikut antri.

Jam tanganku sudah menunjukkan jam 09.30 saat bis mini yang kami tumpangi sudah terparkir rapi bersama mobil-mobil peziarah lainnya, semua yang ada didalam bis mini sudah tidak sabar untuk segera turun, akupun juga sama. 

Kami segera bergegas menuju toilet umum, tidak lain untuk mandi agar badan menjadi segar kembali atau sekedar cuci muka dan lainnya. Semua sudah dipersiapkan, perlengkapan mandi, juga tidak lupa buku catatan kecilku, yang memang dari awal aku bawa untuk sekedar mencoret-coret atau membuat sketsa on the spot yang menjadi hobiku.

Di toilet yang bersih dan terawat itu sudah banyak orang mengantri untuk giliran mandi dan lainnya,di tembok sudah terpampang tulisan tarif masing-masing jasa, 4000 untuk mandi, 3000 untuk buang air besar, dan 2000 untuk BAK. Aku dan istriku langsung menuju kursi panjang kosong yang ada di bagian teras toilet, untuk duduk sembari menunggu giliran untuk mandi,

Setelah menunggu beberapa saat, tibalah istriku mendapat giliran untuk mandi, sedang aku menjaga barang-barang yang di bawa istriku, aku usir kejenuhan saat menunngu dengan bermain HP.

Tiba-tiba mataku tertuju pada ibu yang sudah agak tua sedang sibuk menata sandal- orang-orang yang berada di depan teras toilet. Satu persatu sandal pengunjung yang datang dirapikannya, dengan ikhlas dan tanpa pamrih, tampak dari wajah ibu itu, semuanya ditata menurut warna, jenis dan bentuknya, tak terkecuali sandalku yang berwarna biru juga dirapikannya.

Sempat aku berpikir ibu itu petugas yang memang ditugaskan untuk merapikan sandal pemakai toilet, terkadang ibu itu dengan bahasa jawanya yang cepat sedang berbicara dengan orang lain yang baru selesai dari toilet, akupun langsung mengambil telepon pintarku untuk kuabadikan dengan kamera ponselku.

Sementara ibu itu terus menata sandal dengan ikhlas diantara orang-orang yang berlalu lalang dan terlihat tidak peduli dengannya, Setelah beberapa saat aku mengamati dan mengambil gambar dengan kamera ponsel pintarku apa yang dilakukan oleh ibu itu, sejurus kemudian tampak seorang ibu yang umurnya sebaya dengan ibu penata sandal keluar dari toilet sedang bebicara dan menuju ke ibu itu, kemudian keduanya bergegas meninggalkan toilet umum dengan hampir semua sandal pengunjung yang sudah tertata rapi itu dan menuju anak tangga yang sudah menunggu sebagai pintu masuk menuju ke makam Sunan Giri yang letak makamnya memang sedikit menguras tenaga karena kita melewati beberapa puluhan anak tangga, akupun mulai sadar kalau ibu itu bukan petugas untuk menata sandal pengunjung, akan tetapi ibu itu ternyata sama-sama pengunjung yang sedang menunggu anggota rombongannya yang sedang pergi ke toilet.

Ternyata banyak jalan untuk berbuat baik, bahkan dengan jalan yang sangat sederhana asalkan kita ikhlas dalam melakukakannya, seperti yang dilakukan ibu tadi, sungguh mulia hati ibu itu. terkadang kita selalu ingin melakukan hal-hal baik namun kita sendiri bingung apa yang akan kita lakukan, sedangkan ladang kebaikan itu ada disekitar kita.

Setelah menunggu cukup lama di teras toilet itu, tibalah giliranku untuk mandi, akupun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan gerah dibadan dengan air yang dingin,  tak terasa hari sudah semakin siang dan suara adzan Dzuhur berkumandang.

Jam tanganku menunjukkan pukul 13.00 WIB semua bergegas menuju bis mini untuk melanjutkan tujuan berikutnya yakni makam Maulana Malik Ibrahim. 

Penulis adalah guru SMPN 1 Bluto Sumenep



Pilihan

Tulisan terkait

Utama 1536501742877114057

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Daftar Isi

Loading....

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >

Pesan Buku

Pesan Buku

 Serpihan Puisi “Sampai Ambang Senja” merupakan buku kumpulan puisi Lilik Rosida Irmawati, penerbit Rumah Literasi Sumenep (2024).  Buku ini berjumlah 96 halaman, dengan pengantar Hidayat Raharja serta dilengkapi testimoni sejumlah penyair Indonesia.  Yang berminat, silakan kontak HP/WA 087805533567, 087860250200, dengan harga cuma Rp. 50.000,- , tentu bila kirim via paket selain ongkir.

Relaksasi


 

Jadwal Sholat

item
close