Sajak - sajak R. Qusyairi, INSTIKA Annuqayah
* R. Qusyairi, nyantri di Annuqayah Latee 1. Anggota Cafe Latte 52. Mahasiswa INSTIKA. Penikmat kajian pinggiran.
Permisi
menulis namamu
di beranda rumah
bersama tanah
menulis namamu
di badan tuak
tersematkan detak
menulis namamu
di atas nisan
tenggelam aku ke dalam
09 2021
Bakiak
dirangkulnya pundak ibu
yang terguncang sendirian
menepis godam kesepian
ada temali masa lalu
menjerat keningnya
hingga terpancar semburat pilu
tangan ibu melempar jauhz
bakiak ayah ke ubun-ubun senja
ingin mengusir yang tak nyata, yang bergelantung di matanya
09 2021
Ular
Awas ada ular
Ia pemuja
Haturkan seluruh hidupnya
Awas ada ular
Ia manusia
Bisanya mengoyak rasa
0920 21
Munajat
; Drs. K. H. Abd. Basith AS. BA.
saat malam kian beringsut
pada-Nya aku bersujud
segala harap kurapal
tak satu pun terlewatkan
sesekali kuusap mata
darinya mengalir penuh cinta
yang terendap dalam dada
adalah asa yang dipupuk semesta
kiai, begitu jarak menasehati
engkau langit aku bumi
terseok aku di jalanmu
tersemogakan nyala hati menyatu
kiai, padamu aku
sejak pagi mengenalkan matahari
saat malam biaskan geligi
teranyam abdi dalam sanubari
09 2021
Taukah?
riak di pangkuan
menjelma bising di kejauhan
air mata datang
membawa basah suburkan kenangan
kembang berguguran
terbawa guyur oleh yang bertandang
menyisakan desakan akar
tetap tertancap atau tanggal
padamu aku memilih beku
enggan mencair tanpa didekap
satu-satunya yang kumau
menjalani hidup dengan penuh harap
taukah?
bahwa sepasang mata berkilat
manakala hati terpikat
lalu padamu aku dekat
09 2021
Kali Kedua
jalanan penuh
dari deru sepeda
tiba-tiba gemuruh
beralih ke dada
tatapan kali kedua
menyemai kembang
walau tak ada
bibit yang tertanam
suara hati melepaskan kesal
yang tertimbun akar
jauh kutatap
jalan beringsut senyap
10 2021
Pilihan