Dari Kamera Pinjam Sampai Buka Usaha “Endah Foto Studio”

Pak Yahya

Hidayat Raharja


 (Bagian II)

Saat orang-orang mengenal foto berwarna, maka Pak Yahya juga menyediakan film berwarna. Jika foto berwarna untuk dokumentasi pak Yahya memberikan tenggat waktu satu minggu untuk dicetak. Ini dilakukan sambil menunggu foto lainnya, karena mencetaknya ke laboratorium Fuji di Pamekasan. Satu rol film berisi 36 gambar saat itu harganya Rp.3.600 rupiah. Menurut pak Yahya ini pekerjaan sebagai hobi yang menguntungkan. Sisa film yang terbakar (hitam) biasanya dibuat mainan oleh anak-anak kecil di sekitar rumahnya.

Sedangkan foto hitam putih (tidak berwarna) banyak dipakai untuk pembuatan dokumen seperti rapor untuk siswa sekolah dasar, foto Kartu Tanda Penduduk atau membuat surat ijin bepergian dari kepala desa dan camat bagi yang merantau ke luar Madura. Di tengah ramainya orang berfoto, terutama di awal tahun ajaran baru untuk dokumen rapor dan ijazah pekerjaan cuci cetak di ruang gelap hampir tiap hari. 

Biasanya kerja di malam hari dengan mematikan lampu dalam rumah, hanya lampu merah 5 watt yang menyala di ruang gelap. Saat mencuci film berlangsung antara 5 sampai tujuh menit jika tak ada yang membantu menghitung waktu pak Yahya menggunakan jam beker yang jarumnya dilapisi fluor sehingga memantulkan cahaya di ruang gelap. Hasil cuci film digantung diangin-anginkan hingga kering dan masuk ke ruang gelap untuk dicetak di kertas foto. 

Pencetakan yang sangat konvensional. Film dimasukkan pada sebuah alat yang diatasnya ada tabung, lampu dan lensa untuk mengatur fokus sehingga gambar jadi jelas. Penyinaran berlangsung beberapa detik untuk memindahkan gambar di lembar film ke permukaan kertas lalu kertas dimasukkan ke dalam larutan pengembang sampai keluar gambar dan jelas lalu dipindahkan ke larutan stoper dan kemudian direndam dalam air yang diberi tawas.

Kejayaan ini ambruk karena usaha arisan pecah belah yang diketuai Pak Yahya pailit. Harga barang naik terus-menerus tetapi peserta arisan tak mau menaikkan iuran. Seluruh peralatan memotret beserta alat cetaknya dijual untuk menutupi biaya arisan.. usaha foto pak Yahya tutup, sementara beberapa pelanggan datang untuk berfoto. Salah satu alasan yang disampaikan peralatan foto rusak belum bisa diganti. Kejadian ini di sekitar tahun 1977. Kegiatan foto vakum agak lama, tetapi masih saja orang-orang berdatangan untuk berfoto.

***

Di awal tahun 1980 an Pak Yahya memulai lagi usaha fotonya dengan kamera pinjam dari salah seorang temannya. Usaha foto ini kemudian diberi nama “Endah Foto Studio,” seperti tercetak pada stempel. Kamera butut dengan film analog dikhususkan foto hitam putih untuk keperluan foto nikah, KTP, atau keperluan surat jalan bagi mereka yang akan merantau ke luar Pulau Madura. Usaha sederhana dengan alat cetak yang dibeli di pasar loak Surabaya seharga Rp.50.000 ( lima puluh ribu rupiah). Usaha ini cukup membantu membayar uang kuliah putra-putrinya. Usaha kembang kempis, karena sudah ada usaha foto lainnya masuk ke desa Omben. Tetapi pelanggan tetap Pak Yahya masih setia untuk berfoto kepadanya.

Usaha foto ini berjalan stagnan. Ramai hanya pada saat penerimaan dan pelulusan siswa. Prinsip pak Yahya dunia fotografi hanya hobi bukan profesi, sehingga tidak pernah dikelola dengan baik. Kegiatan memotret tetap berjalan dengan ala kadarnya. Sering kali jika yang berfoto anak kawan guru dan tetangga dekat digratiskan. Juga di saat itu memberikan pelatihan gratis bagi yang mau belajar fotografi. Cuma beliau menyarankan kalau nanti sudah bisa memotret jangan buka usaha di desa Omben. Pengelolaan usaha foto masih seperti biasa berjalan hanya sebagai hobi. Namun usaha ini dapat dirasakan manfaatnya bisa meringankan biaya kuliah putra-putrinya.



Pilihan

Tulisan terkait

Utama 139237714116556913

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Daftar Isi

Loading....

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >

Pesan Buku

Pesan Buku

 Serpihan Puisi “Sampai Ambang Senja” merupakan buku kumpulan puisi Lilik Rosida Irmawati, penerbit Rumah Literasi Sumenep (2024).  Buku ini berjumlah 96 halaman, dengan pengantar Hidayat Raharja serta dilengkapi testimoni sejumlah penyair Indonesia.  Yang berminat, silakan kontak HP/WA 087805533567, 087860250200, dengan harga cuma Rp. 50.000,- , tentu bila kirim via paket selain ongkir.

Relaksasi


 

Jadwal Sholat

item
close