Perjalanan Seorang Musisi Mualaf Prancis
Oleh: Azzahro Aini “Bulan Terbit di Atas Eiffel” merupakan sebuah buku yang di buat oleh seorang rapper yang berasal dari Prancis. Sebelum...
Oleh: Azzahro Aini
“Bulan Terbit di Atas Eiffel” merupakan sebuah buku yang di buat oleh seorang rapper yang berasal dari Prancis. Sebelum terbit di Indonesia, buku tersebut telah terbit di Prancis dan menjadi salah satu buku “Best Seller”. Buku karya Abd al Malik ini juga menjadi pemenang Prix Laurence Trân 2004 (sebuah Penghargaan bagi Karya Penulis Muda yang Berkontribusi bagi Hubungan Antar-Budaya). Buku ini kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Stella Melani Ismail. Dalam Bahasa Prancis buku ini memiliki judul Qu’ Allah benisse la France!. Nama asli penulis sebelum menjadi mualaf bukanlah Abd al Malik, melainkan Rĕgis Fayette Mikano (nama baptisnya).
Dari buku tersebut Abd al Malik berharap dapat menyebarkan islam melalui musik rap, dimana lagu tersebut sangat popular pada masa itu. Dan kita dapat mengetahui pula bahwa islam merupaka agama tanpa kekerasan, agama yang menyebarkan kasih sayang serta menghargai keindahan karya manusia.
Buku tersebut berisi tentang seorang yang lahir pada dengan kecerdasan yang dimiliki, belum tentu orang tersebut hidup dengan keadaan yang baik. Baik dari segi ekonomi, ataupun keharmonisan dalam sebuah keluarga. Hal itu yang di rasakan seorang mualaf yang berasal dari Prancis. Sebelum menjadi mualaf, Rĕgis (nama baptis) merupakan seorang yang cerdas di keluarganya. Kecerdasannya Rĕgis di dapat saat sang ayah memaksanya untuk belajar baik itu pagi bahkan pada malam hari.
Hal tersebut dilakukan agar Rĕgis menjadi siswa yang berprestasi di salah satu sekolah swasta katolik di Starsbourg. Dengan bantuan sang guru dan usaha keras Rĕgis, ia berhasil menjadi siswa di sekolah tersebut melalui jalur beasiswa bahkan Rĕgis masuk tiga besar siswa yang berprestasi. Meskipun menjadi orang yang cerdas dan berprestasi, Rĕgis tidak luput dari pengaruh lingkungan yang menyebabkan ia melakukan hal yang salah. Rĕgis bahkan pernah melakukan kejahatan seperti mencuri, menjambret bahkan menjadi pengedar narkotika. Meskipun begitu di hati kecil Rĕgis, ia selalu merasa gelisah ketika melakukan hal tersebut bahkan ketika bersama temannya. Sejak sang ayah meninggalkan dan menelantarkan mereka, tinggallah sang ibu terpaksa seorang diri membesarkan enam anak di kawasan kumuh yang rawan kejahatan. Lebih tepatnya di pusat Kota Citĕ.
Sebelum menjadi mualaf kakak Rĕgis, Bilal (Arnaud = nama baptisnya) lebih dulu masuk Islam. Lalu Rĕgis mengenal Islam melalui ceramahan yang di dapat dari sang kakak. Dengan berjalannya waktu Rĕgis semakin mengenal Islam melalui musik Rap yang pada saat itu sangat popular di kalangan temannya berkulit hitam ataupun yang berkulit putih (teman Rĕgis yang berasal dari Amerika, Eropa, Prancis).
Malcom X adalah seorang yang paling mempengaruhi Rĕgis untuk semakin yakin menjadi mualaf. Malcom X adalah seorang pemimpin Muslim kulit hitam pasifik yang mendukung gerakan anti-kekerasan dalam ceramahnya pada tahun 1965. Rĕgis mengetahui tentang Malcom X dari hasil fotokopi keseluruhan autobiografi serta beberapa ceramahyang diberikan oleh Thierry. Setelah meninggalnya Malcom X pada Minggu 21 Februari 1965, Rĕgis cenderung lebih mengintropeksi diri terhadap perbuatan yang telah dilakukan dulu. Tetapi pengaruh lingkungan dan teman selalu menghantui Rĕgis. Dimana bayangan tentang menjual obat-obatan, mencuri dan merampok orang tua di pinggir jalan selalu menghantuinya karena rasa bersalah.
Semenjak mengenal Malcom X, kakak Rĕgis (Bilal) yang baru saja pulang dari liburan di rumah sepupunya membuat grup rap sendiri. Grup tersebut terdiri dari : Mustapha, saudara sulung Majid (teman Rĕgis) yang mempunyai potongan rambut keren dan gigi yang cemerlang. Karim, yang tidak berhenti berbicara; Mohammed, yang tertua diantara anggota yang lain, tinggi dan kurus. Dan yang terakhir tentusaja Bilal. New African Poets (NAP) merupakan nama grup yang mereka bentuk.
Rĕgis tidak langsung masuk dalam grup tersebut, tetapi semenjak Rĕgis sering datang untuk melihat mereka latihan Bilal pun mengajaknya untuk bergabung. Rĕgis pun mulai belajar cara menjadi seorang rapper, dimana sebelumnya ia hanya tau apa iyu music rap, jenis-jenisnya. Melalui music rap, Rĕgis bersama grupnya inginmemberitau sekaligus memberikan bimbingan menuju ekspresi spiritual dan diluar keinginan untuk menyebarkannya, mereka ingin memberikan kesaksian tentang islam tidak hanya sekadar menyanyi atau bermain musik rap.
Semenjak popularitas grup NAP meninggakat melampaui batas wilayah tempat tinggal mereka, sisi buruk Rĕgis kembali muncul karena ia sangat membutuhkan uang. Meskipun banyak yang mengeanal grupnya dan sesekali ada yang meminta tanda tangannya itu tidak akan mempangaruhi keadaan kantong Rĕgis.
Obsesi Rĕgis yang tidak dapat hidup dengan uang menyebabkan ia ingin kembali ke masa kelamnya dahulu, tetapi ia tidak bekerja secara langsung. Yang artinya Rĕgis menggunakan orang lain sebagai tangan kanannya untuk mengedarkan obat-obatan terlarang. Tidak berlangsung lama tindakan yang di perbuat oleh Rĕgis mendapat masalah yang cukup serius menyebabkan dirinya kini di teror oleh orang Gitan tetapi tidak diketahui pelakunya. Namun dengan bantuan Mariano (teman sekelas sekolah dasar) masalah dengan orang Gitan tersebut dapat diselesaikan, karena sebelumnya ayah Mariano merupakan orang yang berpengaruh bagi masyarakat Gitan, Bahkan saat ini Mariano sudah menjadi caïd (bos besar) di Polygone.
Semenjak masalah tersebut masih saja ada hambatan yang harus Rĕgis lewati untuk menjadi seorang mualaf. Melalui musik rap yang dibuat, ia berharap islam dapat dikenal oleh orang lain. Seiring waktu pula karirnya menjadi rapper semakin berkembang, namun ia tidak pernah lupa juga tujuannya menjadi seorang rapper bukan hanya suka musik rap, jazz atau slam. Tetapi ia juga ingin mengembangkan islam melalui musik tersebut.
Memang tidak mudah bagi Rĕgis menjadi seorang mualaf, dimana ia harus menghindari perbuatan buruk yang pernah ia lakukan di lingkungan tersebut. Tetapi di lingkungan itu pula ia harus melihat kegiatan itu lagi. Kedamaian batin baru ia rasakan sejak masuk Islam dan itu menjadi salah satu penguat Rĕgis untuk tidak kembali ke jalan yang salah. Regis pun mengubah namanya menjadi Abd al Malik setelah menjadi seorang mualaf.
Dalam buku tersebut terdapat beberapa kata bahkan kalimat yang cukup panjang menggunakan bahasa Prancis, tetapi buku tersebut juga menyertakan artinya. Jadi bagi pembaca awam atau yang tidak mengerti tentang bahasa Prancis akan mengerti maksud dari istilah kata atau kalimat tersebut. Mungkin pembaca akan sedikit kesulitan dalam membaca atau lebih tepatnya dalam pengucapan pada bagian bahasa Prancisnya, karena dalam bahasa Prancis terdapat beberapa tanda pada huruf-huruf tertentu. Dimana disetiap huruf yang memiliki tanda atau simbol akan berbeda pengucapannya dengan Bahasa Indonesia.