Puisi-Puisi Zian Salsabila Bidaula, Kota Bau-Bau
Zian Salsabila Bidaula, lahir di Buton Tengah, 03 Februari 2000.Zian adalaj mahasiwa Institut Dirodah Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan Sumenep, dan kini menduduki Semester 4 KPI (Komunikasi & Penyiaran Islam). Gadis asal Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara ini mempunyai hobi membaca dan bercita-cita ingin jadi Pendidik dan Pendakwah
*****
Aku
Aku adalah hati yang penuh dengan retakan
Aku adalah senyum yang dibaliknya tangis telah menunggu
Begitu lama untuk bisa keluar
Aku adalah punggung tegak yang bisa runtuh dengan hanya satu sentuhan pelan
Dan aku adalah pemain drama hebat
Sebab hidup telah membentukku dengan bertubi-tubi tekanan
Sepi
Rembulan bersinar terang
Bintang berkelip tertimpa sinarnya
Angin berhembus membawa ketenangan
Sepi…
Bertemankan kertas dan pulpen
Kugoreskan rangkain kata
Berharap angin menghembuskan keberadaannya
Sepi…
Berkali-kali kurasakan
Rangkaian kata terus saja kurangkai
Membentuk pernyataan asa
Sepi…
Hanya itu kata yang terangkai
Membentuk pola indah
Seindah rembulan malam purnama
Hujan
Perlahan langit mengitam
Matahari meredup
Tertutup awan kelabu
Rintik tetesan air menerpa bumi
Hawa dingin mulai menyapa
Hujan,,,,,
Mengingatkan ku akan kenangan
Serpihan luka mulai menyapa
Akibat kenangan itu
Luka kering kembali tergores
Membentuk goresan tak kasat
Begitu banyak yang tersimpan
Memori berkabung
Di masa lampau
Biarkan saja mereka mencela sesuka hati
Cukup dengarkan, jangan pikirkan
Biarkan saja mereka memuji dirimu
Jangan bangga apalagi besar kepala
Biarkan saja mereka berbuat sesuka mereka
Kau, Fokus saja pada tujuanmu
Biarkan sja mereka
Abaikan saja mereka
Tujuanmu hanya satu, Fokusmu hanya satu
Teguhkan niatmu, Kokohkan semangatmu
Jadilah dirimu sendiri
Sebab kau adalah kau
Bukan mereka, maka
Biarkan saja mereka
Aku Bahagia
Tahukah kau ?
Tak perlu kau cemaskan lagi aku
Aku telah bahagia sekarang
Seperti do’amu dulu sebelum pergi meninggalkan aku
Aku telah dipertemukan dengan seseorang yang baru
Yang benar-benar mencintaiku
Yang benar-benar menyayangiku
Tahukah kau ?
Tak perlu kau khawatirkan lagi aku
Aku telah bahagia sekarang
Salahmu telah kumaafkan, sebab luka darimu sembuh sudah
Bahkan hujan-hujan kecil di kelopak mataku bukan lagi memanggil namamu
Dalam do’a tiap sujudku bukan lagi berisi namamu
Kini semua telah tergantikan
Tergantikan oleh yang baru
Tahukah kau ?
Aku benar-benar bahagia sekarang
Pada keputusanmu yang memilih untuk pergi
Untuk caramu menyakitiku kemarin lalu
Terima kasih aku ucapkan
Dengan semua itu adalah cara Tuhan mempertemukan aku dengannya
Hari ini tanpa mu
Aku bahagia