Pesan Seorang Murabbi Pada Siswi
Pesan seorang murabbi pada siswi: Orang yang minim referensi kalau menghadapi masalah sering emosi. Jalan solusi yang sering diambil adalah tensi tinggi.
Orang yang tidak punya guru tidak bisa ditiru. Dan biasanya sering ragu dan suka menggerutu. Ketika dimintai pendapat membeku kayak es batu. Bilangnya Aku. Nyatanya mirip batu.
Orang yang jauh dari kiai tandanya tidak mau tahu historis nabi. Fatalnya bisa saja tidak tahu haramnya babi. Paradigmanya bukan kitabi. Semoga mereka cepat mendapatkan hidayah ilahi.
Orang yang gemar berbicara bukan indikasi pendusta. Jika berbicara rasa kadang orang lupa dosa. Apalagi ditambah hasrat yang membara. Tidak dipikir panasnya neraka.
Orang yang hobbi ngopi bilangnya cari inspirasi. Ada yang beralasan mengusir sepi. Ada yang berpendapat cara berkontemplasi ala sufi. Kopi bisa berujung bertengkar dg istri, apabila si istri tidak pernah diberi uang gaji.
Orang yang suka bersolek belum tentu tidak soleh. Karena bersolek hukumnya boleh. Ketika bersolek bukan pada tempatnya, akan di colèk. Hal itu bisa menyebabkan rumah tangga bisa kolaps (kolèp).
Orang yang masih belajar disebut siswa atau mahasiswa. Titel itu jangan menyebabkan jumawa. Biasakan diri untuk lapang dada. Dan jangan pernah berpikir untuk mengganti Burung Garuda sebagai lambang negara. Karena hal itu bisa mendatangkan api yang membara.
Orang banyak shopping asosiasinya bisa glowing. Ketika glowing bisa di bullying kadang ada yang mau di booking. Begitulah hasil sharing dr informasi yang tidak di saring.
Pakailah masker dengan fungsi memfilter. Bagaimana jika di jadikan sebagai karakter? Tidak apa-apa asal jangan meniru Adolf Hitler. (Maimun Main)