Orientasi Sastra Di Era Digital Mahasiswi IDIA Prenduan
https://www.rumahliterasi.org/2019/08/orientasi-sastra-di-era-digital.html
Foto bareng seusai acara orinetasi |
Penggunaan teknologi digital merupakan keniscayaan yang tidak dapat dihindari, sebab Teknologi digital ini dideskripsikan sebagai alat yang dapat meningkatkan kolaborasi dan memotivasi penulis dan pembaca sastra terlibat secara cepat.
Demikian dikatakan Syaf Anton wr, pada acara Orientasi Kepenulisan Ilmiah dan Sastra (ORIESA), UKM – BEM Institus Dirosat Islamiah Al-Amien Prenduan (IDIA), Jumat, 30 Agustus 2019
“Jadi Sastra cyber juga menawarkan kelebihan berupa jangkauan yang sangat luas sehingga dapat ikut membantu memperkenalkan sastra Indonesia ke seluruh penjuru dunia, dibanding sastra melalui koran, sebuah karya hanya bisa diakses oleh pembaca terbatas’” ujarnya budayawan itu.
Namun demikian, tambah penyair Nasional ini, sastra yang diterbitkan melalui media cetak (sastra koran/majalah) dinilai lebih bermutu daripada sastra yang diterbitkan melalui media elektronik (sastra cyber).
Hal ini beralasan lantaran sastra koran hadir di hadapan pembaca melalui prosedur dan seleksi yang ketat, “sedangkan sastra cyber sebaliknya. Sastra cyber hadir tanpa prosedur yang ketat.”
Orientasi dengan mengambil tema Seni dan Sastra di Era Digital diikuti para mahasiswa semester awal ini merupakan bagi kegiatan lainnya, sebagai bentuk pembekalan bagi mahasiswi baru untuk mengenal dasar-dasar keilmuan yang nantinya menjadi tambahan pengalaman (zam)
Demikian dikatakan Syaf Anton wr, pada acara Orientasi Kepenulisan Ilmiah dan Sastra (ORIESA), UKM – BEM Institus Dirosat Islamiah Al-Amien Prenduan (IDIA), Jumat, 30 Agustus 2019
“Jadi Sastra cyber juga menawarkan kelebihan berupa jangkauan yang sangat luas sehingga dapat ikut membantu memperkenalkan sastra Indonesia ke seluruh penjuru dunia, dibanding sastra melalui koran, sebuah karya hanya bisa diakses oleh pembaca terbatas’” ujarnya budayawan itu.
Namun demikian, tambah penyair Nasional ini, sastra yang diterbitkan melalui media cetak (sastra koran/majalah) dinilai lebih bermutu daripada sastra yang diterbitkan melalui media elektronik (sastra cyber).
Hal ini beralasan lantaran sastra koran hadir di hadapan pembaca melalui prosedur dan seleksi yang ketat, “sedangkan sastra cyber sebaliknya. Sastra cyber hadir tanpa prosedur yang ketat.”
Orientasi dengan mengambil tema Seni dan Sastra di Era Digital diikuti para mahasiswa semester awal ini merupakan bagi kegiatan lainnya, sebagai bentuk pembekalan bagi mahasiswi baru untuk mengenal dasar-dasar keilmuan yang nantinya menjadi tambahan pengalaman (zam)