MGMP BI SMP Sumenep, Ngaji Fiksi di BBJT
Jamad Setelah enam jam menempuh perjalanan, lima puluh guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (MGMP ...
https://www.rumahliterasi.org/2018/05/mgmp-bi-smp-sumenep-ngaji-fiksi-di-bbjt.html
![]() |
Jamad |
Setelah enam jam menempuh perjalanan, lima puluh guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (MGMP BI) SMP Sumenep tidak kehilangan semangat belajar menulis karya fiksi dalam kunjungannya ke Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT), Selasa (15/05).
Jamad, Ketua MGMP SMP mengatakan guru bahasa Indonesia seharusnya pintar menulis karena tugasnya mengajarkan empat keterampilan bahasa diantaranya, menulis. Namun, ia menjumpai sebagian besar guru bahasa Indonesia di daerahnya masih kesulitan menulis. Dengan kondisi ini, tidak mungkin guru membimbing siswa menulis sedang ia sendiri tidak bisa menulis.
Guru yang murah senyum Ini berharap kunjungan guru ke BBJT dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga program MGMP yang dipimpinnya dapat tercapai.
“Kami memiliki memiliki rencana menerbitkan buku karya guru. Program yang sedang dalam proses membuat buku antologi puisi,” terangnya.
Sementara teman yang lain mengaku acara yang akan diikuti itu karena diajak teman. “ Saya yang bukan guru SMP juga ikut dalam rombongan tersebut karena diajak oleh teman ,” ujar salah satu anggota MGMP pada saya.
Mashuri sebagai penyaji materi menulis cerita pendek di media massa menyampaikan kiat-kiat menulis cerpen hingga bisa dimuat di media. Media akan menerima tulisan penulis pemula yang karyanya orisinil dan tema yang diangkat aktual.
Belajar menulis cerpen, menurut alumnus universitas airlangga ini bisa dimulai dengan menulis hal kecil dan terdekat. Penulis pemula jangan takut salah dan berpikir gokil.
“Penulis pemula tidak kenal lelah mengirim karyanya,” terang penulis buku Munajat Buaya Darat ini. Ia berbagi kisahnya saat baru belajar menulis. Karyanya dimuat di harian nasional setelah ia mengirim sepuluh puisi dalam setiap minggu.
Materi yang disampaikan narasumber berhasil menyulut motivasi guru yang mengikuti kunjungan. “Setelah ini, saya akan terus menulis hingga cerpen saya dimuat media cetak,” tutur Amilia.
Kalimat senada juga diucapkan Yulianti Couleq, guru SMPN I Dasuk yang telah menerbitkan dua buku. Ia merasakan manfaat materi menulis fiksi yang disampaikan narasumber hingga beberapa kali mengajukan pertanyaan yang ditanggapi dengan memuaskan.
Penulis : Taufiku
Editor : Syaf Anton Wr
Baca juga: Jadikan Menulis sebagai Passion
Pilihan
Jamad, Ketua MGMP SMP mengatakan guru bahasa Indonesia seharusnya pintar menulis karena tugasnya mengajarkan empat keterampilan bahasa diantaranya, menulis. Namun, ia menjumpai sebagian besar guru bahasa Indonesia di daerahnya masih kesulitan menulis. Dengan kondisi ini, tidak mungkin guru membimbing siswa menulis sedang ia sendiri tidak bisa menulis.
Guru yang murah senyum Ini berharap kunjungan guru ke BBJT dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga program MGMP yang dipimpinnya dapat tercapai.
“Kami memiliki memiliki rencana menerbitkan buku karya guru. Program yang sedang dalam proses membuat buku antologi puisi,” terangnya.
Sementara teman yang lain mengaku acara yang akan diikuti itu karena diajak teman. “ Saya yang bukan guru SMP juga ikut dalam rombongan tersebut karena diajak oleh teman ,” ujar salah satu anggota MGMP pada saya.
Mashuri sebagai penyaji materi menulis cerita pendek di media massa menyampaikan kiat-kiat menulis cerpen hingga bisa dimuat di media. Media akan menerima tulisan penulis pemula yang karyanya orisinil dan tema yang diangkat aktual.
Belajar menulis cerpen, menurut alumnus universitas airlangga ini bisa dimulai dengan menulis hal kecil dan terdekat. Penulis pemula jangan takut salah dan berpikir gokil.
“Penulis pemula tidak kenal lelah mengirim karyanya,” terang penulis buku Munajat Buaya Darat ini. Ia berbagi kisahnya saat baru belajar menulis. Karyanya dimuat di harian nasional setelah ia mengirim sepuluh puisi dalam setiap minggu.
Materi yang disampaikan narasumber berhasil menyulut motivasi guru yang mengikuti kunjungan. “Setelah ini, saya akan terus menulis hingga cerpen saya dimuat media cetak,” tutur Amilia.
Kalimat senada juga diucapkan Yulianti Couleq, guru SMPN I Dasuk yang telah menerbitkan dua buku. Ia merasakan manfaat materi menulis fiksi yang disampaikan narasumber hingga beberapa kali mengajukan pertanyaan yang ditanggapi dengan memuaskan.
Penulis : Taufiku
Editor : Syaf Anton Wr
Baca juga: Jadikan Menulis sebagai Passion