Revolusi Digital Melahirkan Generasi Digital

Dr. Asmoni, MPd, Syaf Anton Wr (pegang mic), Prof. Dr. Djoko Saryono, MPd,

Ratusan peserta mengikuti sarasehan literasi yang digagas Rumah Literasi Sumenep. Peserta yang terdiri dari guru, dosen, mahasiswa, komunitas dan penulis itu sangat antusias mengikuti paparan Prof. Dr. Djoko Saryono, MPd, yang hadir sebagai nara sumber.

Djoko Saryono menyebut revolusi digital telah melahirkan anak-anak atau generasi digital atau milenial sekaligus kebudayaan digital. “Generasi dan kebudayaan digital menuntut adanya pendidikan yang terdigitalisasi termasuk sekolah yang terdigitalisasi”, tukasnya.

Untuk itu tradisi menulis harus dikembangkan di tengah masyarakat. Sebab, berekspresi atau berkomunikasi lisan atau tulis juga diyakini dapat memiliki maslahat dan guna besar yang bermakna bagi manusia – baik sebagai individu maupun kelompok. Benedict Anderson, dalam Imagined Community, menunjukkan bahwa bacaan atau tulisan mendasari dan menyangga pembentukan dan pematangan nasionalisme Indonesia sehingga kegiatan menulis memberi maslahat besar bagi keberadaan Indonesia.

“Takhasi Siraishi, dalam Zaman Bergerak, juga menunjukkan betapa tulisan atau bacaan menyangga perdebatan ideologi pergerakan kebangsaan” jelasnya.

Profesor yang disebut sebagai pakar literasi dan guru besar Universitas Negeri Malang itu tampak dalam sajiannya tampak memuaskan peserta.

“Hal ini membuktikan bahwa kebutuhan literasi menjadi penting bagi kita semua. Karena dengan literasi kita akan banyak mendapatkan hal-hal baru dan diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari,” komentar S. Herianto, sekretaris Rumah Literasi Sumenep.

Sarasehan yang dilaksanakan pada Sabtu (25/11/2017) di gedung STKIP PGRI Sumenep itu  dipandu sastrawan Syaf Anton Wr itu juga dihadirkan Ketua STKIP PGRI Sumenep, Dr. Asmoni, MPd untuk sumbang pikirannya. “Konsep yang dikemabangkan profesor cukup menggairahkan bagi penambahan ilmu bagi mahasiswa”. (rulis)

.

Pilihan