Guru Berhenti Membaca Sama Artinya Pensiun Dini
Salah satu peserta tampil menunjukkan kreasinya RULIS: Ratusan guru SD dan TK Sumenep mengikuti workshop literasi di Aula SMA PGRI Sume...
https://www.rumahliterasi.org/2018/03/guru-berhenti-membaca-sama-artinya.html
Salah satu peserta tampil menunjukkan kreasinya |
RULIS: Ratusan guru SD dan TK Sumenep mengikuti workshop literasi di Aula SMA PGRI Sumenep, Sabtu, (18/2). Diawali dengan launching Rumah Literasi Sumenep (RULIS) oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, A. Shadik.
M. Shoim Anwar foro vareng pengurus RULIS |
“Untuk bisa menulis seorang guru harus membaca. Guru berhenti membaca sama halnya dengan pensiun dini,” terang kadis murah senyum ini.
Di hari kedua peserta disambut cerpenis kawakan M. Shoim Anwar. Ia memaparkan kiat-kiat menulis cerpen yang hidup. Membangun latar yang detail dengan perpaduan dialog dan narasi. Membentuk karakter tokoh yang kuat serta memilih tema yang sesuai dengan segmen pembaca.
Selama berbicara di hadapan peserta, Shoim dua kali merangkai cerita pendek yang harus dilanjutkan oleh peserta. Tentu saja ending cerita setiap peserta berbeda. Cerita pertama berupa cerita anak. Latar tempat yang diambil adalah sebuah desa yang ada di kecamatan Kota yaitu desa Pabian.
Pada cerpen kedua Shoim memberikan contoh cara bercerita yang baik. Ia memeragakan ibu yang histeris sambil berguling-guling di lantai. Berulang kali tepuk tangan peserta membahana di ruangan bernuansa hijau itu, mengapresiasi peragaan yang memukau.
Di segmen terakhir Penyair muda M. Fauzi memprovokasi peserta untuk berani meracik puisi. Satu persatu peserta membuat satu kalimat puisi yang dilanjutkan peserta lainnya hingga menjadi satu puisi. Ia menyebut kegiatan tersebut dengan tadarrus puisi.
“Workshop ini lebih dari yang saya perkirakan,” tutur Widayanti salah seorang peserta yang khusuk selama mengikuti pelatihan.
Ketua Panita, Budi Hariyanto merasa senang dan bangga ketika melihat para guru berani menulis dan membacakan karyanya di depan.
Ketua Panita, Budi Hariyanto merasa senang dan bangga ketika melihat para guru berani menulis dan membacakan karyanya di depan.
“Tugas tulisan mandiri dari penyaji yang belum dikumpulkan segera kirim via email,” pungkasnya mengingatkan peserta. (taufiku)
Pilihan