Bunga Rampai Cerita Rakyat Sumenep "Mutiara yang terserak"
P enerbitan buku kearifan lokal Madura dalam bentuk cerita rakyat ini merupakan salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai dan ko...
https://www.rumahliterasi.org/2018/03/bunga-rampai-cerita-rakyat-sumenep.html
Penerbitan buku kearifan lokal Madura dalam bentuk cerita rakyat ini merupakan salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai dan konsepsi-konsepsi di tengah masyarakat, dan kemudian diyakini sebagai blue-print yang menjadi penuntun dalam perjalanan hidup seseorang maupun masyarakat setempat. Nilai dan konsepsi itulah yang kemudian menjadi pedoman dalam mepertimbangkan tingkah laku dalam wilayah kebudayaan oleh pewarisnya. Tingkah laku setiap individu dan kelompok melalui ekspresi-ekspresi simbolik mereka merupakan cara bagaimana manusia dapat berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan.
Dari pemikiran inilah Rumah Literasi Sumenep berusaha menjembatani
keinginan bersama melalui Sayembara Menulis Cerita Rakyat Sumenep tahun 2017,
yang kemudian direpresen tasikan dalam bunga rampai cerita rakyat sebagaimana
dalam penerbitan buku ini. Sebagai tindak lanjut dari tahapan tersebut sayembara yang diikuti 32 naskah yang masuk dan kemudian
dipilih dan ditetapkan oleh dewan juri, maka delapan guru penulis dikategorikan
layak terbit setelah dilakukan seleksi dengan ketat, yakni cerita rakyat
berjudul Asal Mula Sumur Tanto, (Abd. Warits); Tembuk Olo-Olo (Moh. Rasul Maulidi); Rama Kaè, Ramalan Musim, dan Penantian yang
Tak Bisa Dihentikan (Faidi Rizal);
Asal Usul Desa Lombang (Khairul Umam); Kepak Sayap Sang Kuda Terbang (Akhmad Asy’ari); Kisah Pangeran Jaka Lombang
dan Puteri Cemara Udang (Ngati Ati);
Pottrè Konèng Takdir Keajaiban dan Derai Airmata (Rusdi); dan Petualangan Sang Tokoh Legendaris (Sri
Suryani).
Lebih jauh, dari
penulisan cerita rakyat Sumenep ini, paling tidak telah menyelamatkan dan
mendokumentasikan aset budaya yang mayoritas dipelihara secara tutur-tinular.
Secara garis besar, kehadiran bunga rampai ini selain bertujuan menyelamatkan
aset budaya daerah juga mengomunikasikan kembali cerita tutur yang ada ke dalam
bentuk teks sehingga menggugah motivasi pihak lain yang sesenergi untuk ikut
serta mengemas cerita tutur yang bermunculan di masyarakat Sumenep menjadi
tulisan dan lebih terpelihara.
Selanjutnya, Rumah
Literasi Sumenep menyampaikan terima kasih kepada Bank BPRS Bhakti Sumenep dan
pihak-pihak yang membantu dan mendorong hingga penerbitan buku ini. Tentunya
dengan harapan, terbitan buku cerita rakyat ini menambah semangat masyarakat,
khususnya para guru untuk lebih kreatif dalam melahirkan karya-karya yang
inovatif.
Dalam merefleksikan nilai tersebut, Rumah Literasi Sumenep
telah menerbitkan buku Bunga Rampai Cerita Rakyat Sumenep “Mutiara yang Terserak”. Buku ini sangat layak dibaca dan dipahami
oleh semua lapisan usia, karena penggambaran yang diceritakan penulis beberapa
diantaranya bersumber dari sejarah.
Untuk mendapatkan buku ini dapat dipesan melalui email: rumahliterasisumenep@gmail.com
atau pesan WhatsApp 0878-6025-0200, dengan harga Rp. 30.000,- (144
hal) selain ongkos kirim.